AYO
AMBIL SAYA!!
Novel
Thriller, dan komedi alternatif dari novel “SEMUA JUDUL BUKUKU
DIAMBIL OLEH ORANG LAIN.
Note:
buku ini fiksi, semua tokoh yang disebutkan dan terlibat tidak selalu
merepresentasikan semua hal yang terjadi didunia nyata, bila itu
terjadi, ini hanya kebetulan semata.
Peringatan:
karena mengandung BAHASA KASAR, KEKERASAN, DAN SEDIKIT SADISME
(mungkin), kebijakan pembaca diharapkan.
Semua
kalimat asing menggunakan tulisan BESAR ketimbang miring karena
keefektifan dalam penulisan, akan jauh lebih baik tidak diperbaiki.
Jika ada huruf miring, itu untuk lagu, kalimat yang tak dibicarakan
si tokoh.
Sinopsis:
Terlepas
dari dunia virtual dimana hanya kebohongan berada, Esteban Druynich
terbangun disebuah kota diatas awan, pada awalnya susah untuk tinggal
diatas awan oleh karena tipisnya oksigen. Hingga ia terbiasa dan
membuka sebuah rahasia.....
Dimana
ia kini?
Bab
1: Presiden.
Selamat
datang di kota diatas awan pertama dan bukan fiksi! Dimana realitas
dan kebohongan semu dari imajinasi bertemu, saya Presiden V.
Mengucapkan terima kasih atas perhatian anda, tur pertama akan saya
sandingkan. Inspirasi saya terhadap kota diatas awan, kota
terharmonis jauh dari perang yang berkecamuk!
“Dasar, propaganda macam apa lagi ini? Virmament bukanlah kota
terbaik untuk orang tua tinggal!” Seru seorang pria berbaju ringan
dari sutra, wajahnya penuh kemirisan mendengarnya. Ia tahu bahwa Kota
ini pasti akan bocor juga, tapi untuk apa... ia hanyalah Janitor di
Rumah sakit Virmament yang terkenal kejam dalam memilih pekerja.
“Waktu kecil, aku bisa merasakan padang rumput, sawah! Sekarang
dimanakah padang rumput itu?” Sang janitor melanjutkan, membuka
kotak rokok di area merokok.
Jess..... gas bocor.... bunyi gas bocor dibarengi suara sirine
terdengar disegala sudut. Letaknya yang diatas langit adalah
kerawanan karena terletak jauh diatas ozon dan rentan terhadap meteor
jatuh.
“Sial! Pasiennya harus segera diselamatkan!”
“Untuk apa? Gajiku kecil...”
“Hey, gajiku jauh lebih kecil! 500 perak per jam, ayo maju!”
“HAH?”
[Kemudian].
Bunyi
mendobrak-dobrak pintu terdengar dipintu besi, dihentak keras dan
bergetar.
Sayangnya,
didalam... mereka tidak mendengarkan. Hanya Esteban Druynich yang
baru keluar dari toilet pasien. Menyangka bahwa ia masih didalam
mimpi. Sebab, ada kaca yang memperlihatkan gambar awan dibawahnya,
dan ia berada dibawah kaca bening yang mengerikan.
“Buka
pintu!” Diiringi suara dobrakan yang keras, Esteban mendengar suara
jeritan didekat sana. Sarung tangan yang ia pakai dan menyentuh siku
itu hilang. Ada apa ini?
Yang
pasti, ia membukakan pintu itu.... yang sialnya tidak bisa dibuka.
“Ada
apa ini?”
“Gas
bocor.... Gas Bocor!!!”
“Hah?”
setelah
itu, hening. Tak ada suara. Hening....
“Apa
yang.... sebenarnya terjadi?”
Psyut....
Layar tancap yang mengenai dinding kaca memperlihatkan tulisan besar.
SELAMAT
DATANG DI VIRMAMENT, RUMAH DARI GAME TERBANYAK KORBANNYA DIDUNIA.
ZIMMER SIMULATOR. PRESIDEN V AKAN MENJADI PEMBICARA ATAS PERMINTAAN
MAAF BAGI PARA KORBAN.
Presiden V menampakkan dirinya, dalam pandangan dari kepala hingga
dada, dengan hidung Petruk panjang yang menempel pada topeng
bertuliskan V.
“Saya adalah presiden V, Virmament untuk hari ini dan esok akan
maju bersama kalian semua. Kalian semua yang berhasil selamat dalam
berbagai tantangan yang aku... saya berikan kebebasan dalam menjabat
sebagai Presiden V yang selanjutnya! Bila kalian menyukai
penghipnotisan manusia untuk dijadikan budak, maka jabatan ini sangat
cocok untuk anda! Namun, karena ada gas bocor, kalian hanya memiliki
waktu 30 menit sebelum semua udara yang dapat kalian hirup
benar-benar habis! Sekian.... terima kasih”
BOOM!!
Presiden V meledakkan diri, ia tahu akan berakhir mengerikan didalam
sini.
“Ya
tuhan, apa yang harus aku lakukan!”
Esteban
mendengar sebuah suara, dipecahnya suara alarm yang menggema
diseluruh ruangan ini. Ia ingin tahu siapakah suara itu?
Memecahkan
kaca yang menyelimuti kapak di Box merah, meraih.... ia meraih kapak
itu untuk menjaga diri. Takutnya akan terjadi apa-apa.
Membelah
dinding semudah mengiris kayu, Esteban ingin tahu siapakah didalam
situ.
“Huah,
Wanita?”
Sontak,
keterkejutan Esteban mengenai Ubun-ubun, yang ia rasakan dalam ulu
hati.
“Siapa
kamu?”
“Elvette
Harril, Tolong, kakiku ada yang hilang!”
“Bagaimana
mungkin?”
“Ada
orang gila yang memakai baju aliran sesat yang mengambil kakiku!”
“Dimana?”
“Pintu
masuk ruang pasien!”
Setelah
itu, Esteban menenangkannya.
“Ok,
kamu tunggu disini dulu, teriak sekencang-kencangnya kalau ada yang
mendekat.... jangan percaya siapapun.” CYUSS.... Lalu sebuah
percikan abu besar keluar dari kepalanya, ia mengambil sebuah
kepingan debu.... keberaniannya menurun, semua seperti berhenti.
“Hah?”
Kapaknya
jatuh kelantai, dan untunglah kaca ini kuat melebihi baja. .
“Hey,
nak.... sudah punya bawahan kau... tapi Presiden V tidak akan pernah
bertanggung jawab atas semua yang telah terjadi.”
“Siapa
kamu?”
“Heheh...
Lupa kalau dunia ini mati sekali habislah kamu! Percuma meladeniku
kalau tidak dilakoni! Lihat siapa yang menang nanti, siapakah yang
akan menjadi pelanjutku, kawanmu semuanya telah meninggal! Memorimu
tidak berguna! Vicious adalah
V!”
Kemudian,
waktu kembali berjalan. Ia langsung muntah, muntah karena pusing.
Lalu, ia melihat bangkai Elvette Harril yang memakai baju biru,
diwarnai merah darah oleh bolongnya dada dan tertancap kapak.
HIAAAH.....
Berteriak
kencanglah Esteban, ia tahu bukan ia pelakunya, tapi kengerian lantai
bawah sedikit tertutupi oleh warna coretan darah. Ia rasa itu
boleh-boleh saja, kecuali kalau organ dalamnya langsung keluar, ia
tak tahu harus bagaimana, meski rahasia pembuat game Zimmer Simulator
telah terbuka, tetap saja ia tak mampu menahan ketakutannya akan
ketinggian, ditambah darah pada orang yang baru ia temui.
Terlihat
gelisah berkeringat dingin, ia meminta tolong kepada siapapun, namun
tidak ada jawaban. Hanya suara gemanya, dan ketika ia membuka toilet
tempat ia kencing dan BAB. Ia melihat wajah diam seorang pria dengan
mulut mengucurkan darah, bagaimana mungkin ini terjadi? Pria yang
sudah tewas itu membasahi pakaian Pebisnisnya sendiri dengan darah
miliknya sendiri. Tak hayal, Esteban kini menjadi semakin Paranoid.
Tak disangkanya seorang pembunuh membunuh seseorang dikamar mandi
yang sama ketika ia pipis.
“Gila...
ini semua gila? Bagaimana mungkin ini terjadi?”
Tanya
Esteban bergumam seperti orang gila yang baru ingin lepas dari
traumanya. Ia tahu ia akan mendapat masalah bila terdiam disini
terus.
Terbangun
dari kesedihan bercampur ketakutan, ia mengambil sebuah kotak dengan
tanda tambah yang ia kenal pertama kali. Ia ingin mengambilnya,
berjaga-jaga dari insting binatangnya yang ingin bertahan hidup dari
pembunuh yang ingin mencarinya.
Terengah-engah,
ia berjalan sambil menghirup bau anyir darah yang menyogok hidung.
Tak terasa membuahkan hasil yang terburuk yang pernah ia alami. Ia
tak banyak bicara hari ini, saking takutnya dengan kondisi sekarang
ini. Sebab..... Ruangan ini kini menjadi ladang pembunuhan.
Bab
2: Keji.
Akan
sangat bahagia bila banyak teman kata seorang anon, namun justru
sebaliknya bila seluruh kawannya banyak yang mati oleh keselewengan
seseorang demi sebuah tujuan yang ia tidak tahu.
Pernah
mendengar seorang wanita itu kehilangan kakinya, ia ingin
mengembalikan Kaki wanita itu untuk mengurai traumanya, ia tidak tahu
mengapa, namun Instingnya berkata bahwa ini demi kebaikan wanita itu
nanti. Ia membuka pintu itu dengan kapak, pintu masuk rumah sakit ini
dengan tebasannya. Semakin kuat darah itu terhirup hidungnya, semakin
kuat pula ia memukul pintu itu dengan kapaknya, kapak yang sama yang
membunuh wanita itu.
Berhasil,
pintu itupun terjatuh ke arah depannya. Sayangnya, ketika pertama
kali memasukinya, napasnya kini semakin berat. Seberat batu yang
menahan dadanya. Ia tidak berani, tapi instingnya tetap melawan
kehendaknya untuk terus berjalan, hingga disebuah lorong sempit,
datanglah seorang pria penenteng bisbol yang berlari kencang
kearahnya.
“Hahahah...
mati kau! Presiden V itu adalah aku!” Girang pria penenteng Bisbol
itu bersemangat.....
Bodoh!
Yang ada kamu yang mati!.
Suara didalam kepala itu menghentikan waktu, Esteban Terguncang.
“Maafkan
aku, Esteban! Telah mengelak kehendakmu, namun jiwamu sudah terpecah
belah oleh Zimmer Simulator itu hingga kearea dimana tidak semua
orang harusnya berada, dunia Yang mana telah memisahkan serpihan
jiwamu keseluruh lapisan lapisan waktu. Suaramu mengecil,
mendengarkan suara semut lebih mudah dari mendengar suaramu.”
Lalu, waktu kembali berjalan. Esteban merasakan sekujur tuhuhnya
kesakitan, dengan mulut membeku seperti es. Lalu waktu kembali
berhenti kembali.
“Setiap kali aku berkelahi, waktu berhenti. Tapi itu penting untuk
melindungi dirimu sendiri. Karena akulah presiden V yang
selanjutnya.”
Setelah
itu waktu kembali berjalan ketika Esteban tanpa sengaja memegang
Bisbol hingga retak sambil melihat pria itu melarikan diri.
“Pengecut
memang, tapi lebih pengecut lagi membunuh manusia yang tidak bisa
melindungi dirinya sendiri.”
Kata
Presiden V lalu terdiam membiarkan Esteban menggerakan tubuhnya
sendiri, meski tanpa jiwa tersisa.
“yah,
dengan waktu 30 menit tersisa untuk hidup diatas awan, tanpa oksigen
yang aku hirup ini, aku bisa saja mati, tapi tidak bagi yang sudah
mati, kamu sudah mati, ada kisah yang aku pendam dalam memori
terdalam, yaitu seekor babi... tepatnya sekelompok babi dan binatang
lain yang mengadakan rencana penggulingan terhadap seorang petani
fasis. Sayangnya bukanlah kebebasan yang mereka dapat, melainkan
diktator lain yang lebih fasis. apa gunanya dunia tanpa kejahatan?
Tanpa ada diktator fasis, mustahil ada persatuan diantara kita.
Persatuan untuk melawan, dan persatuan untuk berjuang melawan Fasis,
pahlawan untuk semua! Dan karena kota ini diambang keruntuhan, kita
harus mempersatukan mereka dari kebiadaban masa lalu! Dengan
pertempuran yang lebih berdarah.”
Presiden
V melanjutkan dengan kalimat yang lebih panjang. lalu, suara riuh
ombak jeritan sekelompok pria disudut ruangan. Oksigen semakin sempit
diambang batas waktu untuk pemilihan presiden baru Virmament membuka
insting binatang seluruh manusia. Esteban tak bisa melawan langsung
lari tunggang langgang tanpa tahu harus kemana lagi ia keluar.
Oksigen semakin menipis, kepalanya semakin berat, pandangannya seolah
mau kabur. Virmament bukanlah tempat ideal untuk ditinggali.
“Cemas?
Aku bisa membantu, berikan gadis berbaju merah tadi kaki, aku
hidupkan dia! Aku presiden tanpa rakyat!”
Kaki?
Apa maksud Orang yang menyebut diri sendiri Presiden? Bila ia tidak
dipilih rakyat?
Tapi,
Karena tidak memiliki jiwa, ia turuti perintah Presiden V, andai kata
Esteban dapat melawan, mustahil. Jiwa yang ia miliki tersebar
keseluruh penjuru waktu berjalan.
“Kaki
ini akan menghidupkan Gadis itu, Anakku! Ia akan menjadi istrimu,
karena Presiden V memiliki kekuatan serba bisa! Bahkan kalau perlu,
anakku! Kanda boleh jadi menteri dibawahku!”
Lalu,
Si gadis tak bernyawa itu berdiri dengan tatapan kosong, diluar
cantik dengan jiwa yang telah hilang, sama seperti Esteban.
“Dan
Kelak, dibawah pemerintahanku, manusia tak perlu lagi membunuh satu
sama lain! Karena mereka sudah menjadi Zombie, zombie tanpa jiwa yang
akan membawa kedamaian. Diluar sana, anakku, Sekelompok manusia yang
berpikiran sehat, Revenant! Saling membunuh satu sama lain, sama
sepertimu, dinda! Hanya saja mereka memiliki jiwa meski pernah mati!
Bunuh mereka dibawah kepemimpinanku, dan kedamaian akan membawamu!”
Esteban
dan wanita itu tunduk oleh sebuah megafon yang bisa bersuara dan
berantakan diarea rumah sakit, sementara Esteban yang asli, tersebar
diseluruh penjuru waktu, Ada dan tiada secara bersamaan mendengar
jeritan manusia dari masa lalu, kini, dan kedepan untuk selamanya.
Bersama neraka yang mengharuskannya melihat ribuan kejadian yang ia
dapat saksikan secara bersamaan.
Salah
satunya, 7 pahlawan dipihak REVENANT atau manusia yang masih memiliki
ingatan dan jiwa dalam raga setelah dihidupkan seseorang yang
memiliki ilmu khusus untuk menghidupkan manusia.
Mereka
semua menahan pintu depan dalam upaya agar serangan para Zombie tidak
menyerang mereka, para zombie mengalahkan jumlah para REVENANT 7
banding sisa populasi kota Virmament yang terkena dampak virus yang
tidak diketahui.
“Yskrit!
Tahan pintu depan, Yantri ambil pistol, Jovie bawa kapak, sisanya
ambil yang bisa kita ambil! Aku melempar granat” Vorrye dengan
tingkat kepemimpinan tinggi mengomando timnya dengan bijak,
kadangkalanya ia tak lepas dari kecerobohannya sendiri.
“Bangke!”
Terpeleset, tanpa sengaja ia menjatuhkan granat kelantai yang
mempanikan timnya sendiri yang tersisa dari manusia.
BOOM!
Granat itu meledak, dan karena granat itu meledak, bukan berarti
serpihan granatnya yang keluar, melainkan asap yang keluar.
Drrt!
Burrt... Grrt... Dhert...
Suara
samar dari asap itu terdengar seperti sebuah suara mesin ketik atau
suara suara printer rusak, Druynich berusaha mempersatukan mereka
semua dalam satu kesatuan. Namun dampaknya, mereka malah semakin
panik sementara Vorrye berusaha menenangkan mereka semua dalam menit
yang ke 25
“tenang
semua! Kita akan keluar bersama dari sini sebelum kota ini hancur!”
Kata
Vorrye, 30 menit baginya terlalu singkat, meski masih lama karena
cepat.
“Keluar
apanya!? Yang ada kita yang mati dalam 5 menit lagi! Kita kehabisan
waktu, lihat sekarang!” Seru Bolinizye memprotes, ia memakai gaya
rambut layaknya keset yang menempel diatas kepala.
“Karena
kita belum siap, persiapan kita terlalu lambat, tidak ada lagi jalan
alternatif selain menanjak kepuncak lebih tinggi, ayo kawan! Pintu
depan belum tentu menahan mereka semua! Gak perlu banyak omong”
Kata
Vorrye mengajak semua tim untuk keatas.
Tim
REVENANT memanjat dengan lincah dari palka yang lain ke palka yang
selanjutnya. Plafom yang mereka gunakan cukup keras untuk mereka
panjat dan pakai secara bersamaan.
“Ayo,
semua! Ada Zepelin didepan kita!”
Seru
Vorrye bersemangat, sayangnya Zepelin itu bukan milik seorang kawan,
melainkan sekelompok musuh yang siap membunuh mereka semua.....
Bab
3: penghianat Ras Sendiri.
[Dalam
Zepelin itu].
Zepelin
dengan peralatan tempur Canggih itu menembaki Vorrye DKK hingga
peluru yang terakhir, peluru itu menembus Tubuh Vorrye. selayaknya
bantal yang ditusuk dengan pisau.
“Gila!
Kota Diatas awan sekalipun tidak dapat menahan ancaman terorisme! Ayo
semua, serbu!”
Seru
Letnan Abigail pada yang lain mengarahkan kawannya dengan semangat.
Mereka adalah Olympus, pasukan khusus kota Virmament .
“Tapi,
Mereka meminta pertolongan kita!”
“Tidak
penting, beda bahasa... tembak! Mereka bisa saja musuh kita! Tidak
perlu bernego!”
Letnan
Abigail bersikeras membentak Sersan Massoud karena pangkatnya yang
lebih rendah.
Mereka
semua mengenakan baju putih yang berguna untuk dikenakan di Atas
awan.
“Hey,
Abigail! Mentang-mentang punya senjata api, bukan berarti kau bisa
seenaknya membunuh kawan kami!” Kata Jovie membela kawannya telah
mati.
“Kalian
Para REVENANT tak lebih dari seekor zombie sampah yang tidak berguna!
Menyingkirlah atau mati!”
“Letnan?”
“Bawa
Bawang! Mereka pasti akan menyerah dan melunak.”
Perintah
Abigail Pada bawahannya yang keluyuran entah kemana
karena Atmosfir yang panas, merekapun mulai tergeletak lemas.
“Panas...”
Karena
Abigail Membenci para pengecut, ia membasmi mereka denga granat,
sayangnya granatnya pun tak dapat menahan panasnya juga. BUM!
Tubuhnya meledak hingga tanpa wujud dalam lelehan panas sebuah kota
yang seluruhnya dari metal yang kemudian memerah oleh panasnya
gesekan Atmosfir.
[Sementara
itu].
Esteban
Druynich! Ini aku, dirimu dimasa depan, waktumu 48 jam. dari
sekarang...
sebelum
dirimu terpecah.....
Hah.... Hah...
Bagai keluar dari air, ia terbangun didepan sekelompok bapak-bapak
dengan baju lab. Mereka tak menduga akan membangunkan Druynich dalam
waktu yang lebih cepat dari yang diduga.
“hey, Mr. Druynich! Namaku Halim! Karena anda terbangun dalam waktu
yang belum dijadwalkan, bagaimana kalau kita main Tenis bersama?”
“Aku lebih suka main catur, tapi lihat apa aku bisa...”
“Waow...”
[Kemudian].
Didorong
dengan kursi roda oleh sebuah robot, Esteban dan penggemar beratnya
berdecak kagum dengan besarnya lapangan besar dan lapang untuk
bermain tenis.
“Kata
Kakekku, Bermain catur atau berolahraga baik untuk mengurangi
kejadian paska trauma, perang dunia memicu traumanya secara berlebih.
Beliau bermain tenis seperti baru lahir, aku tak dapat mengelak dari
kekalahan!”
“Oh,
begitu! Lihat sampai kamu bisa melihat masa depan, itu jauh lebih
buruk ketimbang yang kamu kira. Meskipun ada baiknya juga.”
“Hah?”
“Yah,
itu kita pikirkan nanti, firasatku aku yang menang!”
“Lihat
nanti, aku menang 7 kali di Wimbleton! Ajang bergengsi bukan untuk
para amatir yang suka bermain tenis hanya untuk hobi. Karena hidup
itu kerja keras!”
Esteban
dan penggemar beratnya itu bermain tenis hingga letih.
Penggemar
beratnya menang.
“Hahaha....
aku menang, aku menang melawan idolaku!”
Girang
penggemarnya sampai tiduran di lapangan tenis yang hijau, ia tak
menyangka dapat melihat bintang diatas awan.
“Seneng,
dek! Sekarang mau apa kamu?”
“Hyah!
Apa itu!”
Jbret!
Sebuah mayat jatuh kesebuah lapangan tenis, lapangan yang kini hijau
berubah menjadi merah. Tidak ada yang tahu apa yang terjadi, mayat
itu jatuh dari luar angkasa dalam keadaan gosong. Sementara
penggemarnya sambil menangis lari ketakutan meninggalkan idolanya.
“Karena
tempat ini terkontaminasi, ada baiknya bila anda pergi dari sini,
pak!”
Kata
robot itu dengan cahaya hijau ketika ia bicara.
“Yah,
lebih baik begitu... tubuhku jauh lebih lemah ketimbang yang dahulu!”
JUSS
BUMM!! pintu lapangan tertutup dengan sendirinya, si robot dan
Druynich terjebak didalamnya.
“Hah...?”
“Kita
terjebak, pak! Sekarang apa bapak mau teh?” Tawar robot tadi
mempersiapkan tehnya untuk Esteban, yang sesak napas.
“Disini
tidak ada oksigen, kita jauh dari Mesosfer yang mempertahankan
Oksigen untuk semua mahluk hidup! Saya anda suntik dengan oksigen
supaya dapat bertahan selama 24 menit dari sekarang, pak! Tangki
oksigen saya hanya berkapasitas sedikit”
Esteban
mulai sekarat, meskipun Oksigen telah membantunya untuk hidup, ia
tidak makan.
“Maaf
pak, saya tidak membawa makanan! Ini merupakan kesalahan!”
Untuk
membuat sesuatu lebih buruk, ribuan peluru menembus pintu darurat
pintu darurat.
“Abigail!
Kenapa harus pakai peluru? Kita punya pendobrak pintu!”
“Benda
itu untuk para pengecut yang suka berhemat, Holmes! Kita tentara
hidup sekali, untuk apa berhemat?”
“tapi
kita menakuti para penyelia!”
Jdor,
Abigail menembaki Holmes dengan sekali tembakan.
“Yang
boleh ngomong itu Politisi! Kamu kalau ngomong berarti minta mati!
Presiden V telah melanggar sebuah pelanggaran HAM! Cari dia hingga
mati!”
Abigail
Tetap berdiri dengan panas, wajahnya mengkerut melihat didepannya
sebuah pria cacat bernama Esteban.
“Membunuh
tentara sendiri... apakah itu sebuah pelanggaran ham?”
“Patuh
atau mati, itu adalah pilihan tentara! Kalau kamu tidak patuh lebih
baik mati, dan karena kamu cacat dan melanggar perintahku kamu harus
mati!”
ditengah
terancamnya nyawa Esteban, Si robot melawan Abigail dengan
kencangnya.
Mengorbankan
dirinya demi Esteban Druynich yang lumpuh.
“mengancam
dengan ketakutan orang lain? Apa itu bagus?”
“Hohoho...
lebih baik daripada menjadi orang yang tidak disiplin dan penuh
keberanian melawanku! Mereka bisa saja melawanku, tapi aku adalah
wanita, wanita selalu benar! Dan kau berani sekali melawanku!”
“Robot
tidak punya kelamin, Wanita! Jadi suka-suka mereka mau apa!”
“Heh,
lucu, karena dulu aku pernah berkata: KELAMIN HANYA UNTUK WARGA
BERADAB! TENTARA TIDAK SEHARUSNYA MENJADI WARGA BERADAB, TERUTAMA
DIBARISAN PALING DEPAN!!!!” seru Abigail dengan penuh Amarah lalu
menangkap Esteban kesebuah ruang bawah tanah.
[Kemudian].
Diruang
bawah tanah, dimana para kriminal Inferior yang melakukan kejahatan
sesepele apapun dimasukkan kedalam ruang bawah tanah. Disini mereka
dijadikan kelinci percobaan, hidup-hidup dipotong. “Semoga selamat
untuk 5 tahun kedepan! Karena baru sehari saja ada yang mati”
Kata
Abigail mencoret muka Presiden V dengan spidol permanen.
Dan
manusia, setelah menjatuhkan rezim kejam, mereka selalu menggantinya
dengan yang lebih kejam. Maka dari itulah, diperlukan seorang yang
berani dalam mengkritik semua tindakannya.
Suara itu terdengar lagi, mirip seperti suara yang terdengar ketika
ia pertama kali datang, presiden V. Ia jauh lebih kurus dengan baju
dari karung goni yang besar, lebih jelek dari yang ia bayangkan
dengan hidung mirip wortel busuk dengan tompel sebesar buah apel.
“Presiden V, bagaimana kita dapat melawan mereka? Anda buruk, tapi
mereka jauh lebih buruk dari seekor babi yang memimpin kita sekarang
ini.”
“Aku tak sungkan dipanggil Babi oleh pendukungku sendiri, karena
aku mengorbankan sebagian demi kehidupan yang lebih banyak lagi!
Biarkan suaraku yang bicara, bersama para robot yang masih loyal pada
kita, kita dapat menjatuhkan Rezim Fasis yang dilakukan oleh wanita
jelek itu!”
Presiden V dengan wajah aslinya berdiri dan menyatukan semua
pendukungnya,
semua pendukungnya pun Jelek, sekalipun tikus tanah lebih baik dari
rupa mereka kini. Namun semangat mereka lebih tinggi dari Elang yang
terbang lebih tinggi dari mereka.
“Hey, itu dia Presiden V”
Seru Anak buah Abigail lalu mengejar Presiden V dengan keras kepala
meskipun bau busuknya lebih buruk dari Telur busuk. Presiden V, entah
itu asli atau bukan, digiring keluar dan dieksekusi mati dengan
dilemparkan ke larutan Asam yang pekat.
“Psst, itu hanyalah umpan, Kawanku! Presiden V yang asli hanya ada
disini!”
bisik dan Ajak Seseorang dengan muka jelek mengajak Druynich, Esteban
Druynich.
Sementara
anak buah Abigail bersorak sorai menikmati penderitaan Presiden V.
Druynich dan seorang Pengajak diam-diam memasuki sebuah ruang bawah
tanah.
“Disini,
Jebak mereka dengan Pukat. Lalu disana, lempar granat asam didepan
wajah mereka. Setelah itu, serang dengan serangan penuh!”
“Presiden
V! Kita kedatangan tamu!”
“Oh,
persilahkan dia masuk!”
Membuka
sebuah tirai, Druynich dikagetkan dengan wajah asli Seorang Presiden
V.
Cantik
dan lemah lembut dengan gaya rambut digerai kebelakang dikepang ekor
kuda.
Ia
memakai topeng sebagai simbol perlawanan, dilihat dari fotonya yang
memprovokasi.
“Presiden
V, Perkenalkan, namaku Esteban Druynich! Apa yang harus aku lakukan?”
“Tidak
ada, kami tidak butuh orang cacat! Jadi tugasmu hanya melihat dibalik
jendela saja!”
Mereka
pergi, meninggalkan Esteban Sendirian, ia melihat sebuah dinding
dicat oranye bertuliskan.
Diharapkan
rencana ini akan berhasil, gunakan waktu sebaik mungkin, mereka pasti
punya rencana yang jauh lebih baik dari kita!
Seakan-akan mereka percaya bahwa rencana mereka dapat gagal.
Sedangkan Esteban dengan kursi rodanya masih tidak dapat digunakan.
“Yah, beruntung sekali mereka...”
Bisik Esteban, memandang Presiden V dan kroninya dengan lincah
dibalik jendela bening, yang seharusnya terlihat oleh musuh, tapi
nyatanya tidak.
Bab
4: Hilang Bersamaku.
[Disebuah lapangan sebelum kejadian yang tak diinginkan terjadi].
Dalam tenis, aku melawan semua negara. Pelatihanku dengan robot
yang dijalankan dengan otomatis, pada dasarnya, agak sulit untuk
meniru pergerakan robot, tapi aku bisa.
[Sekarang].
Mengidamkan masa kecil yang tidak ada dalam memorinya, ia
membayangkan betapa menyenangkan memiliki masa lalu yang ia tidak
punya ini. Masa lalu yang mustahil ia punya waktu muda. Membayangkan
masa lalu itu mustahil tanpa merasakannya. Maka dari itulah, ingatan
yang ada sekarang adalah yang baru ia rasakan barusan.
Selincah akrobatik sebuah tarian ia tonton dalam sebuah kaca, mereka
menari sambil melawan Pasukan Abigail. Abigail adalah seorang wanita
yang super pemberani karena ia kuat. Meskipun bawahannya kebanyakan
mati bukan oleh Lawannya melainkan oleh dirinya sendiri, Bawahan yang
tetap setia tetap melawan Presiden V dan anak buahnya yang dibantu
robot oleh masing-masing pihak.
Pertarungan itu berlangsung sengit hingga Abigail tewas bukan oleh
lawannya melainkan bunuh diri dengan Kapsul Sianida yang ia bawa
setelah pasukannya habis olehnya sendiri.
Presiden V dengan anak buahnya disambut berat oleh semua orang yang
tertindas oleh Abigail.
Hey, nak! Presiden V yang asli bukan itu, ia hanyalah pengganti.
Presiden V yang asli telah meninggal akibat tua.
Bisik Seseorang dibelakang kursi roda Druynich.
Menoleh, Esteban tidak melihat apa-apa. Apa yang terjadi?.
Brak! Sekelompok kelabang muncul dari bawah tanah yang terbuat dari
gundukan sampah, ia menyerang Druynich dengan gigi mereka yang
terlihat bergerigi dan mengerikan apabila ia tergigit sedikit saja.
Lalu menghilang dalam kegelapan. Gelap, lebih gelap dari luar
angkasa. Bertemu dengan Esteban Druynich dengan versi yang lebih
rusak. Pecah belah bersuara terdistorsi.
Esteban yang asli tak mengerti apa yang ia katakan.
Hingga, ia dibangunkan dengan sebuah suara Presiden V yang keras
setelah Kelabang bermulut gerigi itu dibasmi dengan pembasmi
serangga. Ia masih bingung akan peristiwa tadi.
Waktumu 39 jam lagi, Esteban! Cepat atau lambat Virmament akan
terjatuh membunuh keluargamu dibawah, Druynich! Ikuti seseorang
bernama Cassny, ia akan membantumu setiap saat.
Bisik suara itu lagi, terdengar dalam kepalanya sendiri. Dalam
keadaan linglung.
“Kamu Gak papa, kan?”.
“Yah! Tapi kita harus cepat! Virmament cepat atau lambat akan jatuh
kebawah! Perkenalkan lagi, namaku Esteban Druynich! Aku tidak tahu
mengapa ada disini?”
“Druynich? Itu marga keluargaku, tapi... kenapa bisa?”
“Aku tidak tahu, tapi seseorang bernama Cassny... dimanakah dia?”
Lalu Esteban menatap Presiden V yang mengatakan sejujurnya dengan
tatapan menunduk menepuk dadanya.
“Membelot, dan aku kembarannya, Zayatsiva Druynich. Tidak ada yang
tahu kalau selama ini aku memiliki seorang kembaran.”
“Kalau begitu, mari bersama mencarinya... karena bersama lebih baik
dari sendiri, aku kenal Cassny lebih dulu.”
Esteban dan Zayatsiva kini berteman dan mulai sedikit akrab, sebab ia
sudah kenal Cassny lebih dulu.
Bab 5: Pengkhianat.
Ini rumah kami, tidak seindah negeri diatas awan, pertama kali aku
menapaki diriku diatas Awan, dadaku sesak, tak kuasa menahannya.
Zayatsiva bercerita kepada Esteban tentang masa-masa indah di negeri
diatas awan.
Negeri diatas awan, kata orang merupakan merupakan surga, bagiku
merupakan neraka. Sakit Asmaku tak mampu bertahan tinggal di negeri
diatas awan, masa kecilku merupakan yang terindah, hingga kembaranku,
Cassny menyingkirkan aku, aku melawan, tapi aku jauh lebih lemah dari
kini.
Zayatsiva bercerita kepada Esteban disebuah tenda yang sudah bolong
ditemani api unggun.
Api unggun yang menyala besar yang setia menemani mereka hingga malam
esok. Api akan padam esok.
Lalu menyanyikan sebuah lagu dengan tempo melo dan Sopra.
paikka haluamme kestäisi,
mennyt nopeasti,
meille pelata,
haluamme... pysyä,
paikka tapaamme... taivasalla,
oman valinnan,
välillä saumat,
ilman liikenteenvaihto... sopimuksia silmä.
Mereka menyaksikan. Setelah itu, bubar, Seseorang ingin tahu apa arti
dari lagu itu, dan dari mana lagu itu.
“Sebuah lokasi yang diidamkan manusia, nan jauh namun terasa dekat
dihati. Saudariku menyanyikan lagu ini sebelum ia pergi. Pindah
kepihak Olympus.”
lalu, karena merasa dihianati oleh Presiden V atau Zayatsiva, mereka
lalu melawan sementara Esteban berusaha melindunginya, angkara kota
bawah tanah inilah yang menyusutkan perjuangan Presiden V mulai dari
sekarang.
Sepatu! Sampah! Troli! Itulah yang mereka katakan kepada seorang
wanita yang diwariskan oleh seorang mendiang ayah yang mantan
Presiden Virmament.
Esteban yang babak belur masih terus berusaha berdiri, meski wajah
sudah dibasahi luka darah, gigi yang tak lengkap. Beberapa Orang yang
masih loyal dengan Zayatsiva, kebanyakan berwajah jauh lebih jelek
dari yang lain akibat wajah yang telah tumbuh jamur, cacat wajah
akibat perbuatan pasukan Olympus.
“Kalian dengarkan dulu....”
“Presiden, Lihat tubuh kami, tidak utuh! Ini semua karena Olympus!”
“Presiden, Lihat tubuh kami, tidak utuh! Ini semua karena Olympus!”
“Tapi...”
Ketika keadaan semakin kondusif diantara ketidak tegasannya dalam
memimpin.
Kemudian, Seseorang yang tadinya tak terlihat diantara kerumunan,
menampakan batang hidungnya. Ia ikut campur, tapi dilihat dari baju
jubahnya yang telah terkoyak oleh peluru dan sepatu yang bolong telah
membuktikan bahwa orang itu pernah bertarung hampir seluruh hidupnya
mengabdi Pada raja.
Ia berkata dengan lantang:
“Kalian seharusnya berterima kasih! Bila tanpa Presiden V, kita
tidak dapat merasakan kemerdekaannya esok!” .
“Baron Vainamone?”
Semua orang terkejut oleh Sosoknya yang sudah tua dengan mata
membelalak dan hidung mancung bengkok kebawah bersama jenggot dan
kumis yang sudah lebat.
“Presiden, Hamba telah menemukan Sampo legendaris yang
disembunyikan di Lab, tapi upaya ini takkan berhasil tanpa bantuan
teman kami! Dengan ini, kita takkan kelaparan untuk selamanya!”
Lanjut Vainamone mengelus Jenggotnya.
“Sampo Legendaris?”
Tanya Seseorang dengan perawakan kurus dan lebih tinggi dari Baron.
“Betul! Bila seseorang dari kalian pernah membaca Kalevala, kalian
akan tahu maksudku! Tapi ini bukan saatnya berbincang! Selama ada
yang memutari Sampo itu, kita tidak akan pernah kelaparan untuk
selamanya! Presiden V, atas ucapan terima kasihku terhadap para Cebol
berkuping tinggi Vainamone, inilah legenda Kalevala itu!”
dengan bangga, Baron memperlihatkan Sampo legendaris itu
dibelakangnya, nampak 6 orang yang bersama baron berdiri tegak lurus
mengangkut Sampo, sebuah pilar emas yang ditelungkupkan kebawah,
melihatnya.... Zayatsiva menunduk dan memberi ucapan selamat.
“Baron, terima kasih atas pemberianmu! Rakyatku bisa saja
membunuhku, mengambil tanduk kepemimpinanku dengan yang lebih buruk!
Ini adalah hadiah dariku, rubi persegi 5 kilo! Sebagai balasan,
silahkan... apa yang ingin... engkau katakan!”
.
“DENGAN SAMPO INI, DAN KEKUATAN RAKYAT YANG KITA SATUKAN, DENGAN
INI KITA NYATAKAN PERANG TERHADAP OLYMPUS, DEWA RONGSOKAN BERSAMA
KITA! MEMIMPIN KITA! AYO BERGABUNG!!!”
[KEMUDIAN].
Esteban tergeletak, kehabisan darah dan telentang melihat infus
berwarna biru muda. Ia heran, mengapa tidak ia berdiri selagi bisa.
Lalu, dengan wajah tertutup oleh jeruji, ia melihat Zayatsiva memakai
gaun putih berambut pirang, tangannya memegang koper yang berisi
jarum suntik, dan cairan berbagai macam warna.
"INGAT namaku? Zayatsiva Druynich? Dengan suntikan ini,
kekuatanmu akan pulih! menjadi dewa, atau apapun yang engkau
idamkan... anakku!
ini merupakan hadiahku, membelaku hingga hari ini!"
Zayatsiva terlihat mensuntikkan cairan ungu pada Esteban, yang tak
mampu bergerak dan terdiam
selayaknya batu.
"ini akan terasa sakit, dan mampu membungkam mulutmu untuk
selamanya! apalah sebuah mulut, bila"
Tambahnya sembari mensuntikkan lagi dengan Cairan biru pada Esteban.
"ini akan membuka sejarah baru, manusia takkan lagi dijajah oleh
mesin
untuk hari ini dan sekarang! Hampir semua diantara kita dipergunakan
dengan
cairan ini untuk menjadi yang lebih kuat!"
Zayatsiva dengan berbisik menyentuh tubuh Esteban yang telanjang
bulat.
"Dibawah benderaku niscaya kemerdekaan akan tercapai! dan aku
bisa bertemu kembali dengan kembaranku, Cassny!"
setelah itu, Zayatsiva menyentrumnya
"ini akan terasa sakit, tapi akan terasa indah esok! Olympus
Akan jatuh bersama kita!"
Siulnya, menyanyikan lagu yang ia kenang
paikka haluamme kestäisi,
mennyt nopeasti,
meille pelata,
haluamme... pysyä....
setelah itu, Esteban terbebas.
“Marga kita sama, tapi kita dilahirkan dibawah bendera yang
berbeda! Ikuti semua perintahku... mari menyatakan perang! Kita akan
satukan keluarga kita dibawah bendera keluarga kita!”
Seru Zayatsiva membuka penjara yang mengurung Esteban, yang beralih
menjadi Zombie.
Bab 6: Unifikasi.
{Waktumu 11 jam dari sekarang,
Esteban! Gunakan waktumu yang sedikit setelah kamu terbentur lama
-Esteban dari dimensi lain}.
Ditempat kumuh, Zayatsiva terlihat mencari sesuatu yang ingin ia
cari, yaitu senjata... minimal senjata api. Maka dari itu, ia pergi
ke seseorang berjenggot putih kusam yang tengah mengetok benda panas
membara yang ia pukul dengan palu, ia memakai topi yang kebesaran
yang menutupi penglihatannya. .
“Aku mau beli senjata, Cabon! Yang terbaik darimu!”
“Ambil sebanyak apapun, Presiden! Besi tanpa batas dari sampo itu
adalah hadiah terbesar untuk keluargaku. Untuk apakah senjata itu?”
Cabon membuka topinya untuk melihat Presidennya, Zayatsiva yang
bersama Esteban. Cabon terlihat lebih besar dari Esteban dimata
Zayatsiva, namun Esteban yang telah suntik meyakinkan Presiden V
untuk menunjuk Esteban.
“Dia!”
“kenapa? Ia terlihat kecil.”
remeh Cabon dengan wajah menyurut.
“Ia melindungiku dari amukan massa, lalu jangan lupa hadiah untuk
Baron dan Klannya Vainamone! Ia telah membantuku mencarikan Sampo
untuk menghidupi kita rakyat Virmament kelas bawah!”
Merasa Presiden V terlalu percaya diri, Cabon menjatuhkan Palunya
yang baru ia tempa sedekat 1 meter dari tanah Palunya berat dan masih
panas.
“Bisakah ia mengangkat paluku, Heracleus? Bila bisa, ia berhak
menggantikanku untuk...”
“Kita sedang berperang, Cabon! Bukan untuk menempa.”
“Baiklah, pergunakan paluku selagi bisa. Sisanya diluar tanggung
jawabku!”
Esteban Berdiri, mengangkat Palunya, hingga menghancurkan palunya
sendiri hingga berkeping-keping. Menyisakan pengangannya yang berubah
menjadi pedang yang terus memerah .
“Woah....” Cabon takjub, ia tak menyangka Sebuah palu berubah
menjadi pedang.
“Sisanya, berikan pedang, gada,
atau senjata api yang lebih ringan untuk tim pengamat Vainamone, tim
Tanker
Cerberus, dan tim Blower
Karno. Hanya mereka yang aku butuhkan dalam perang ini, tapi bila ada
yang mau ikut, aku akan terima dengan tangan terbuka! Tolong sebarkan
selebaran ini bagi siapapun yang mau ikut denganku. Olympus akan
jatuh bersama kita! Virmament, ikut aku!”
Esteban, Zayatsiva dan ke-7 pasukan rahasia yang ia komandoi dalam
sela-sela penduduk yang padat dan bau perlahan-lahan mengikutinya.
Mereka diam-diam memasuki ruang rahasia disebuah lubang masuk udara
yang dapat mereka susupi dengan bawaan berat mereka.
Rencana 1:
- mereka masuk kedalam ruangan yang berisi botol-botol lab yang berisi cairan berbagai warna yang kemudian mereka susupi ke tempat mereka sembunyi tadi.
- Setelah itu, mensabotase listrik di area lab.
- Mengintrogasi lawan.
Sisanya, mereka kembali lagi dengan bawaan penuh akan senjata yang
mereka perlukan. Data untuk semua keperluan mereka, dan lain-lain.
Namun, suatu ketika, salah seorang kawannya terjebak ketika mereka
semua berada disebuah ruangan penuh dengan permata untuk mereka
ambil. Yang kemudian membunyikan Bel besar yang memanggil seluruh
pasukan kesatuan Olympus... yang mereka duga.
Rupanya, yang datang adalah pasukan khusus bertuliskan CASY diatas
helm pasukan tersebut, bukan Olympus seperti mereka duga, meskipun
Sama-sama berseragam putih dengan helm yang ditulis CASY dijidat
mereka.
“Pasukan Olympus telah musnah dibawahku, Presiden V... palsu!
Akulah yang asli, Cassny Druynich! Dengan ini aku akan menyatakan
perang, kecuali kalau kau menyerah!”
“Cassny, ini aku, Saudarimu! Kita harus hentikan perang tidak
bersahabat ini untuk selamanya dan bersama keluar dari sini!”
“Keluar? Hahah... hanya para pengecut yang mau mengatakan hal itu!
Aku tidak akan keluar hingga aku ada diatas rantai makanan. Saudariku
yang naif!”
JWOSH! Dalam hitungan sedetik, anak buah Cassny dan Zayatsiva
tergeletak dalam siletan dada yang berdarah. Lalu Zayatsiva diikat
oleh Esteban dihadapan Cassny.
“Hah?”
“Bagus, Esteban!”
“Hah, Cassny? Kamu kenal dia?”
“Yah, Zayat, tapi aku tidak sendiri! Gamar, Lori, dan Joss ada
dibelakangku! Mereka satu marga dengan kita, unifikasi keluarga?”
Cassny Memegarkan tangannya, ia tahu Esteban takkan melawannya, sebab
ia pernah bertemu dengannya disebuah rencana Presiden Virmament yang
lama, Zimmer Simulator, proyek gagal yang membunuh hampir semua orang
selain Esteban.
“Apapun itu, lepaskan aku!”
Zayatsiva teriak-teriak kencang sampai menendang-nendang kaki
Esteban.
“Zayat... Zayat, Naif sekali pikiranmu! Punya pemikiran labil tapi
masih ingin punya anak buah? Sayang anak buahnya pun labil!
Hingga.... menghianatimu!”
"Tut mir leid, ich weiß nicht, was redest du da, erklären
Sie es!" Kata seseorang DIBALIK Cassny.
Bruak.... tiba-tiba Atap atas druangan ini rubuh.
“Maaf, presiden V. Kami kepanasan diatap! Jadi kita merobohkan....”
.
Sekelompok pasukan Zayat menunduk tersipu malu, persis seperti cara
orang Jepang minta maaf.
Mereka meminta maaf, tapi bukan disaat yang tepat.
“Feuer!”
“Hah?”
mereka menunduk didepan todongan pistol keluarga Druynich.
“kamu yang tersisa sekarang, Esteban, bunuh mereka!”
merubah Esteban yang kehilangan kemanusiaannya, Cassny yang senang
melihatnya membantai orang lain berbanding terbalik dengan jiwa
Esteban yang terpecah belah kepenjuru waktu. Karena air tidak bertemu
dengan api.
Lantas, tubuh Esteban dibasahi darah mereka. Singa yang biasa
membunuh Zebra lebih bersih ketimbang Dirinya yang membunuh semua
pasukan Zayat, Jiwa Esteban yang terpecah tersebut kini menangis
melihatnya berubah menjadi mesin pembunuh.
“Esteban, Aku yang membuatmu kuat! Kenapa kau hianati aku?”
“Karena, Zayat, penghianatan lebih menyenangkan dibandingkan harus
loyal seumur hidup untuk selamanya kepada Diktator!”
lalu Gamar si Gendut yang memakai kacamata merah lensanya itu ikut
campur memakan ayam goreng dan sembari menelan ia melanjutkan>...
“Sekarang, kembali ke Keluarga pulang atau tetap tenggelam di
Disini untuk selamanya... cepat, waktu kita sempit!”
Layaknya Esteban, Gamar sudah tahu dari dulu. Bahwa tempat ini akan
tenggelam, tapi sudah terlambat.
Dalam kesempatan yang banyak terbuang, Esteban yang jiwanya kini
terpecah menyempatkan sedikit untuk memandang terakhir kalinya ia dan
jiwanya yang hilang. pasang surut kehidupan yang ia mulai perlahan
terlihat, Zayat berbohong sedangkan Cassny jujur sejak kecil.
terlihat bahwa mereka hendak bermain disebuah lapangan terbuka.
Esteban masih dirangkul oleh ibunya yang memomongnya disitu. ia tidak
tahu apa-apa, terutama tentang kembarannya yang meninggal karena HIV,
ia adalah Bartolomeyo. dibutuhkan banyak usaha yang keras agar
Bartolomeyo bisa bertahan hidup. Namun hidupnya tertutup oleh
terhentinya aliran dana untuk mengaliri pengobatannya. Terkuaknya
kematian Bartolomeyo merupakan kesedihan yang tidak bisa ia rasakan
bila tahu Bahwa kembarannya meninggal sedangkan ianya sendiri dapat
bertahan dan mendirikan Imunitas terhadap Virus HIV oleh sebab yang
belum diketahui. Hampir seluruh hidupnya dihabiskan dengan sebuah
alat yang mengeksploitasi mimpi seseorang menjadi sebuah permainan.
Serpihan jiwa yang ia miliki tersebar ke penjuru waktu, antara ada
dan tiada.
Ular takkan meninggalkan hangat. Ia tahu momen ini adalah momen
terindah. Ketika Cassny Dan Zayat dapat bertemu kembali, mengetahui
Bahwa ia memiliki kembaran yang lebih lemah.
Diamond are forever.
Api dan air, tidak akan pernah bertemu. Namun, Zayat akhirnya
menyerah melihat anak buahnya banyak yang mati oleh Esteban.
Sayangnya, sekalipun ular memiliki Siasat. Ia menipu saudaranya
sendiri, memberi perintah rahasia untuk Esteban agar diam untuk
selamanya, memberinya waktu untuk kabur dan lari dari keluarga
Druynich, keluarganya sendiri.
“Wir können nicht noch einmal passieren so etwas wie dies
zulassen! Ich werde jetzt auf führen! Fat Bastard, rothaarige Hexe,
und Sie! Folge mir! der Rest warten hier!” seseorang yang
dibelakang Cassny selama ini memberi perintah, MR. KONIG. maju
kedepan.
Hanya Cassny yang tahu bahasanya.
“Jadi begini! Aku, Gamar, Lori ikuti Master! Sisanya tunggu disini
selagi menunggu bantuan!”
Joss serta 2 orang lain yang tak disebutkan namanya yang sengaja
bersembunyi dibalik lorong. Agar ada cadangannya. Joss terlihat
memakai baju kuning dengan gaya rambut ala Elvis Presley, beda dengan
kawannya yang memakai baju putih polos dengan simbolnya.
“Eh, sis! Ini?” Lori menunjuk ke Esteban, tangannya yang
halus dan wajahnya yang sayu karena keseringan begadang terlihat
ketakutan melihat Esteban, ia adalah Robot.
“Biarkan saja! Ia hanya pingsan! Fokus pada Zayat, cepat atau
lambat akan tertangkap! Ia tidak membantu keluarga besar dalam
masalah dibawah!”
[Kemudian ditempat lain].
Tempat dimana semua suara terdengar dari berbagai sudut, dan
pemandangan yang dapat dilihat dari berbagai sudut pula. Nampak
sebuah bayangan menantang Esteban untuk bermain catur.
“Aku jadikan mereka semua sapi perah, bidak dalam catur, dan lihat
siapa yang aku dapat kalahkan hari ini!” Presiden V dengan suara
tersamarkan oleh kabut mendikte Esteban, ia tahu sendiri presiden V
bukanlah seorang wanita, maupun pria.
“aku bukanlah siapa-siapa, karena aku ada dimana-mana! Begitu juga
kau, Esteban! Mari kita main catur!”
Tambahnya menantang Esteban Bermain catur.
Bab 6 1/2: Perpisahan.
[Sementara itu...].
Hah.. Hah... Hah...
Zayat terengah-engah untuk kabur dari keluarga Druynich. Ia tidak
tahu apa yang mereka cari. Apapun itu, bila mereka baik, tidak
seharusnya mereka bawa senjata. Ia dapat mengambil kepercayaan publik
selayaknya nabi baru sebuah agama. Nabi palsu.
Sebab, mereka semua menderita, akan lebih mudah mencuci otak seorang
miskin atau seorang pernah mengalami penderitaan selama hidupnya
ketimbang seorang yang sudah punya.
Tetapi, ia bukan orang seperti itu, ia membuka indepensi orang lain
demi kebaikan mereka.
Virmament untuk semua.
Ia mengambil kapak untuk membelah pintu darurat. Kapak ada
dimana-mana, melebihi jumlah Alat DAMKAR tabung merah. Tidak ada yang
tahu gunanya untuk apa, selain ia sendiri. Ia membolongi sebuah
dinding ketika ia kehabisan napas. Dinapas yang ke terakhir ini, ia
membocori sebuah dinding untuk menghabisi seluruh oksigen yang dapat
mereka hirup tepat disebuah dinding bening yang hanya memperlihatkan
awan.
“Matilah kalian bersamaku!” setelah itu ia memakai bahasa yang
tidak jelas..
“Heh, buat apa membolongi dinding? Kalau ada yang mati bisa dengan
senjata api bersama aku dan yang lain! Salah sendiri memakai bahasa
lain yang susah dimengerti! China, Negara yang memaksa kehendak orang
lain demi kepentingan diri sendiri pun juga pada akhirnya menyerah
juga! Cepat atau lambat!”
“Mbak, itu sebenarnya tiong....”
jdor, Cassny ditembak mati oleh Lori dengan senapan angin.
“Bodo amat! Keluargaku pernah dijadikan sapi potong oleh mereka!
Organ Harvesting tidak seharusnya ada, tidak etis! Tapi karena
aku tidak punya barang bukti, aku bisa disebut fitnah! Apalah aku
sekarang!”
untuk lebih jauh tentang Organ Harvesting Di negara tersebut
(Dalam bahasa Inggris tentunya), ini adalah Link untuk lebih
jelasnya.
“Hoahm.... kayak ada negara yang lebih bersih aja! Akan jauh lebih
baik kalau orang paling malas didunia seperti aku dipilih menjadi
pemimpin semua negara! Dijamin damai! Gak ada Warcrime” kata
Gamar menyinggung tentang Warcrime.
“Yah, begitulah... aku menyerah!” Lori menghidupkan kembali
Cassny dengan ilmu yang ia dapat dari perpus umum, yang ia gunakan
untuk menghidupkan Lori.
“Dasar bodoh! Tanpa Cassny, bagaimana mungkin kita tahu bahasa
Jerman yang dipakai pimpinan kita?” .
Bab 7: Adu Domba.
[Kembali lagi disebuah tempat yang ada dan mustahil ada].
“Cerdas juga kau hampir mengalahkan aku, biasanya... aku lebih suka
adu domba, mereka yang berkelahi sedangkan aku dapat untungnya. Ini
sangat penting sekali dilakukan bersama, karena itulah aku merasa
Egois! Dan orang egois bisa saja dan kapan saja diperbudak orang
lain!” segamblangnya ia bicara, semakin ruwet keadaan kota buatan
itu.
“bila engkau pernah mendengar seorang bernama Mercen, ada baiknya
kalau kamu punya uang! Ia tidak memihak siapapun selain karena uang.
Ia ditakuti, dan sekarang ia ada dibidakmu, dimanakah itu kalau mau
mau bertanya, nanti kamu tahu sendiri, kalahkan aku di catur ini!
Memakan semua bidakku selain Rajanya tidak akan menyelesaikan
masalah! Waktumu 30 detik dari sekarang sebelum semuanya seri, dan
kita mulai lagi dari awal!”
30 detik merupakan waktu yang terlalu singkat untuk berpikir, 30
detik merupakan waktu yang terlalu sempit untuk memainkan catur,
tapi, dengan sedikit intrik. Esteban mampu mengalahkan Presiden V, Ia
tidak pintar, namun pecahan memori yang ia miliki tersebar, dan ia
berfokus pada sebuah pecahan dirinya bermain catur sewaktu ia kecil
bermain bersama saudaranya. Cassny, Lori, Joss, dan Zayat.
“heh, boleh juga! Sebagai balas budi atas kehilangan waktumu, aku
hadiahi sebuah mulut untukmu! Silahkan bercerewet ria, sekalipun
berjanji palsu! Tapi ingat, janji bisa saja dapat meruntuhkanmu,
seperti kamu mengalahkan aku! Bila kamu mau keluar dari kegilaan ini,
lawan aku lagi.... mulai dari sekarang”
Presiden V memberi mulut untuk Esteban, ia tahu seberapa cerewetnya
Esteban ketika diberi mulut untuk bercatur.
“....Tidak mau! Aku tidak mau bertunduk pada sebuah bayangan yang
dapat mendikteku seenaknya sendiri... wuah suaraku kembali! Ok, apa
maumu?” .
“aku kalah dalam catur! Tapi tidak dalam lomba berlama-lama di
Pidato! Rekorku 6 hari 6 malam 6 bulan! Contohnya, kamu lihat opera
besar ini? Begitu indah, sayang hanya kita yang dapat merasakannya!
Opera ini merupakan opera untuk mempelajari Filosofi manusia yang
terlihat baik, yang mudah diracuni oleh kekuasaan! Dan alasan mengapa
orang baik dicampakkan oleh orang jahat... hahah... karena mereka
tidak melindungi diri! Aku namai Opera Kronos! Opera yang dapat
melihat segala arah, segala penjuru! Drama hidup tentang kebodohan
manusia yang indah.....”
“Cukup, mulut ember! Aku ingin keluargaku rukun kembali! Hentikan
kegilaan ini sekarang!”
“Oh, naif sekali! Tapi aku perlihatkan.....” .
“Oh, naif sekali! Tapi aku perlihatkan.....” .
seseorang pria terlihat sedang membantu Zayat disebuah gelembung
menggumpal dan bergerak, dilain pihak, jugalah menikam Zayat ketika
keadaan terlihat aman.
“Lihat? Nyatanya kuda yang kamu pakai untuk membunuh rajaku dalam
catur adalah bagian dari keluargamu sendiri.. hahahah!!! Filosofi
manusia itu terlihat baik.... dikertas! Dan pengorbanan tidak
selamanya indah!”
Presiden V yang digambarkan dalam sebuah bayangan tertawa
terbahak-bahak hingga Esteban tanpa sengaja menonton sebuah kepingan
yang memperlihatkan sebuah tokoh Animasi yang ia tiru dan ia kenang,
ia pakai dan ia sahutkan.
“INI BUKANLAH SIKAP KSATRIA, INI PENIPUAN!”
“Iya, tapi kamu juga gak bedanya, tukang niru!”
Presiden V meremehkan, merendahkan Esteban karena meniru.
“Kejahatan akan mati setelah cahaya lebih terang dalam kegelapan!”
“kenyataannya, sekalipun cahaya tidak mampu menembus gelondongan
kayu yang berumur 500 tahun tanpa rayap!”
Ucap semua penjahat dalam semua film dengan sombong dan tawa merusak
telinga. Sirna, bungkam, dan hampa. Semuanya kembali terlihat, dan
karena ia terpecah menyebar keseluruh penjuru waktu. Ia membalikkan
keadaan seperti semula.
Membisikkan Mercen dan Zayat dengan mulutnya.
“Mercen, Zayat! Ini aku, Esteban Druynich! Hentikan konflik ini
segera! Maka bersama kita akan membawa kedamaian dunia!”
Memang terlihat indah apa yang Esteban Katakan, tidak bila Mercen dan
Zayat mendengar.
“Siapa kau! Semuanya, bantu aku!” ia memanggil 3 dewan utama yang
ia dapat percayai:
tim pengamat Vainamone - Baron Vainamone si cebol.
Tim Tanker Cerberus - Caligula xiii (13) si kurang mujur.
Tim Blower Karno - Mahabhrata Wisnu yang tak terlihat.
Mereka muncul secara mendadak, mengitari Zayat 360 derajat dalam
posisi melindungi.
Mercen, dilain pihak masuk kedalam keluarga Druynich, tapi
kecintaannya terhadap uang secara berlebih membuat ia mudah dibeli,
disewa. Ia bisa saja dibeli oleh Zayat yang keuangannya bukan dari
suatu hal yang baik untuk ditiru, tapi harta karun yang tersimpan
jauh lebih bernilai dari semua uang baik yang dimiliki Zayat maupun
yang dimiliki keluarga Druynich.
“Semuanya hanyalah Ilusi, Esteban! Lihatlah, disini ada dua versi
jalan hidup keluargamu, Hanya Zayat yang masih hidup dikeluargamu
bersama para keluarga berbaju rombeng dan kotor, disampingnya semua
keluargamu lengkap sepeninggalan Zayat bersama keluarga kelas Elit
lainnya! aku tidak ingin menjadi penjahat, Esteban! justru Aku
mendisain Surga Buatan ini melampaui keinginanku bertemu keluarga
selamanya! Karena tidak semua orang dapat masuk surga! Dan lucunya
aku berbicara tanpa menggunakan jeda napas seperti sebelumnya, dan
kau, Esteban merupakan pendengar yang baik, meskipun semua
perkataanku tidaklah 100% benar! Oh, bila seandainya aku tidak
sebodoh itu mencanangkan ide perobek tubuh yang seakan melempar
pecahan tubuh ke penjuru waktu dan melihat dan merasakannya
sendiri.... mengerikan! Bahkan kamu dapat melihat bagaimana aku
Diblender! Menjijikkan justru!” Presiden V ingin mengajak Esteban
Debat selagi memperlihatkan Zayat dan 3 dewan saling melindungi dan
secara bersamaan. Joss, Lori, Gamar, dan Cassny berhadapan melawan 3
dewan yang dikomandi Zayat.
“Hey, aku ngomong sekarang, gila saja bicara tanpa Jeda Napas!
Hah... kamu pikir robot.. hah... yang bicara seenaknya sendiri tanpa
bernapas! Otakmu mati melihat ini semua! Ini tidak seharusnya semua
kamu tonton! Masih ada yang jauh lebih penting dari ini! Hah.... 6
hari, 6 minggu, dan 6 bulan justru lebih baik digunakan yang lain
ketimbang berpidato selama itu! Memang siapa yang mampu bertahan?”
“6 hari, 6 minggu, 6 bulan! Seandainya kamu tahu aku siapa?”
“Siapa kamu?”
“kalau aku kasih tahu sekarang, pertempuran ini akan segera
berakhir sebelum aku mengatakan nama panjangku, karena namaku
berjumlah ribuan kata!”
“Itu terlihat berlebihan! Adakah nama yang lebih singkat? Tempat
ini berisik!”
“Ini salahmu sendiri mengikuti eksperimen global bersamaku! Aku
tidak mau tanggung jawab! Menjadi bagian dari rencana GLOBAL ELITE
itu bukan pilihan MUDAH!”
Kemudian ia melanjutkan setelah mengambil sesuatu yang mencuat
layaknya sebuah awan.
“Dulu, sebelum kamu sebesar ini, kamu dipermalukan, tapi alasan
kenapa kamu bisa begini karena ini, aku tidak akan perlihatkan semua
kisah yang kamu punya pertama kali. Namun Inilah AKAR kenapa kamu
ingin sekali menjadi yang terkuat!”
Esteban diberi telur perak berkilau.
“Telur?”
“ini adalah FABERGE EGG! Telur langka yang hanya diproduksi untuk
kaum ningrat super elit! Dan inilah sumber tenaga kota terbang
tersebut, tanpa FABERGE EGG, tidak ada satupun yang dapat menguasai
kota VIRMAMENT selain aku! Sekalipun sudah menjadi pelanjutku!”
Brak! Esteban menggebrak meja, dan berteriak setelah itu.
“Kau gila! Egois! Dan suka semaunya sendiri! Katamu ingin punya
pelanjut tahta!”
“Iyah.... untuk suasana semakin berdarah! Sehingga semua pihak yang
lebih inferior dariku dapat mati...”
Presiden V kemudian tertawa penuh kesenangan, sedangkan Esteban hanya
dapat menggertak giginya sendiri. Lalu mengumpat dengan kasar.
“Hey, keluar kau bangun! Bangun! Tempat ini sudah membuatmu gila!”
“berisik! Suka-suka aku, dong! Disini aku bisa jadi Dewa!
Sekalipun, disinipun aku layak disebut tuhan, aku layak disembah,
karena aku mengetahui segalanya!”
“kalau begitupun, akupun patut disembah! Karena aku bisa mengetahui
segalanya.... ditempat berisik ini selama 2 hari! Bisakah kau membuat
sesuatu?”
Tak terima ditentang Esteban, Presiden V lalu menunjuk Esteban
sebagai orang sesat.
“Hey, Sesat! didunia ini, hanya ada satu tuhan! Aku!
Mempertanyakanku berarti mati!”
“Baiklah! Kalau kau bisa mengalahkanku dicatur lagi! Kau berhak
disebut tuhan, bila kalah kita semua harus keluar dari sini!”
[Sementara mereka main catur].
Seluruh keluarga Druynich terpecah menjadi 2 kelompok dan saling
menikam untuk bertahan hidup, seiring dengan berkurangnya jumlah
bidak pada catur, semakin berkuranglah jumlah anak buah yang mereka
miliki.
Cassny dan Zayat seolah tidak dapat menggerakan tubuh mereka sendiri.
Mereka tidak tahu mereka berada di catur warna apa. Apakah berwarna
putih, ataukah hitam.
“Sial kenapa kita gak bisa gerak!”
“Ini semua karena kamu, tikus!”
“Berisik, dasar kulit babi!”.
Meskipun tidak bisa bergerak, mereka masih ingin terus bertanding.
Lalu, 2 ekor kuda kedapatan maju, dan melahap sang raja.....
“HAH.... Hanz Druynich!!!”
[Kemudian].
Presiden V yang asli... takjub oleh Esteban, ia merinding tapi juga
mengumpat tidak ingin menerima kekalahan.
“Sial! Hey, anak kecil! Kenapa kamu bisa mengalahkan aku! Umurmu
baru 2 hari dan aku berada disini selama seumur hidupku! 55 tahun...
kayaknya. Kau harus mati karena...”
Meski tidak ingin memperlihatkan diri, dengan ketus, Presiden V tetap
bersikeras meskipun acapkali dipotong oleh Esteban. Yang tangannya
bersilang dan bersender dibangku dalam posisi meluruskan kaki.
“Hey, ingat! Kalau aku bisa mengalahkanmu, kita harus keluar dari
sini! Perlihatkan wajahmu, buktikan kamu adalah ksatria, bukan tikus
yang suka menikam orang dari belakang!”
“Tidak mau, tapi... baiklah kita keluar! Lihat, pasti kamu juga
nyesel!”
[Kemudian... Presiden V memperlihatkan wajah aslinya].
Wajahnya buruk rupa, menjijikan, dan tak penuh dengan parutan dan
lendir. Esteban berteriak dengan keras didepan sebuah matahari
tenggelam disebuah danau yang cerah dibukit hijau.
“Jangan kaget! Aku ini sebenarnya hanya tukang kebun keluarga
besarmu! Tapi itu jauh lebih baik punya wajah manusia meski bergaji
kecil ketimbang harus menjadi kelinci percobaan yang mengorbankan
wajah tampanku!”
“Nah, itu jauh lebih baik ketimbang menjadi satu-satunya pria yang
selamat dalam sebuah game simulasi. Apakah... bapak pernah punya
relasi?”
“Bapak? Akhirnya aku dipanggil Bapak! Padahal wajahku ini jauh
lebih buruk dari yang lalu! Dan ada juga yang sendirian....”
Presiden V lalu meminta memeluk Esteban, Yang seumur hidupnya tidak
pernah melihat wajahnya sekalipun tubuhnya sendiri selain tangan yang
ia pegang. Selama 3 hari, ia baru tahu bahwa ia memiliki memori
tentang judo. Retrograde Amnesia yang ia miliki akhirnya
kembali seperti semula. Ia menggunakannya untuk menaklukan Presiden
V.
“BANG... SAT!!!!”
teriaknya dengan suara berat dan serak sembari menjungkir balik
Presiden V, merusak tema indah sebuah akhir yang menyenangkan.
Sembari bingung dimanakah Esteban?
Bab 8: Dimanakah kita?
Kembali lagi disebuah Kota melayang Virmament! Kota terbang diatas
awan dimana udara yang biasa kita hirup hanyalah mitos.
Sembari menuduh siapa yang bersalah atas kematian Hanz, Cassny atau
Zayat. Keduanya tidak ingin bertanggung jawab. Karena merasa bersih.
Dimulai dari gunting batu kertas, Cassny dan Zayat melakukan
permainan itu tanpa akhir.
[Sementara Cassny dan Zayat bermasalah].
Presiden V menunjuk sebuah kincir angin Belanda yang telah usang
bersama Esteban sambil berkata,
“itu adalah kincir angin yang sudah lama berdiri, tapi sebenarnya
kincir angin ini jauh lebih muda dari kelihatannya!”
“Bawel! Hari semakin malam! Kita tidur dimana nanti?”
“CIH, dasar keluarga Kaya! Mentang-mentang punya banyak duit,
seenaknya nyuruh orang.”
“TIDUR!... tidur! TIDUR!!”
“HAH.. IYAYA... aku kalah! Dan kamu menang.... untuk hari ini!”
Ia merangsek masuk, mendobrak pintu yang telah usang.
TERLIHAT, sistem mekanik dalam kincir angin tersebut masih terus
berjalan meski dimakan waktu dan berlumut. “Wuah, kayak di anim...
Kartun anak kecil yang ditonton di situs bajakan oleh om-om,
legendaris! Tapi, maaf! Keirianku lebih besar dari iblis!”
Esteban ditarik oleh Presiden V kesebuah lubang penuh ular piton
kecil. Meskipun tidak mematikan, Esteban yang dicekik ular,
dibelenggu hingga ditutup matanya dengan baskom oleh Presiden V,
karena masa lalu. Ia mengumpat!
“Druynich, mukaku hancur! Kalian harus tanggung jawab! Atau dunia
kalian akan hancur! Sehancur mukaku!”
Ia mengutuk dunia, membalas dendam. Karena wajahnya yang indah rusak.
Ia ingin mengembalikan wajahnya. Bergegas, Presiden V memasuki
peternakan domba dibawah sinar bulan penuh. Bulan yang tampak besar
dari jempolnya itu adalah cahaya satu-satunya yang dapat ia pakai
menghadapi malam.
Ia hanya memakan rumput, belalang, dan juga binatang kecil di
pekarangan yang hanya ada domba hidup disitu. Sebab, gudang ransum
untuk dombanya sendiri jauh lebih sempit ketimbang lapangan untuk
dombanya sendiri.
JDER! Lalu sebuah tembakan menghantuinya. Tembakan dari pemilik
domba, ia bersembunyi diantara domba, mengetahui bahwa sekalipun
dirinya takkan mampu menghadapi pemilik domba yang sudah memiliki
senjata api ditangan.
“kenapa harus ada yang punya senjata api disitu.. hah,
jangan-jangan... aku ada di.... Amerika!!.”
tidak semua penduduk di Benua Amerika memiliki senjata api, namun apa
yang terjadi bila Presiden V secara kebetulan berada ditempat yang
semua penduduknya bersenjata?
“Gawat... padahal setahuku disinilah keluarga Druynich menyimpan
artifak itu! Meriam Tsardom! Bila saja aku dapat mengambil Artifak
itu, aku bisa menghancurkan kebanggaan keluarga Druynich dan
bawahannya seperti Napoleon gagal mendobrak Rusia!!”
JDOR! Hampir mengenai kepalanya lalu menggoyangkan pagar kayu yang
telah rapuh, Presiden V lalu kabur dengan latah lalu berlindung
dengan cara merunduk mencari perlindungan.
“Ah, tahu apa aku. Bila ada ditanganku semuanya akan tunduk
padaku!”
ia menyelinap masuk kedalam gorong-gorong, berharap Artifak itu ada
ditangannya.
“Hmmm... seperti ada yang empuk, bersisik, dan basah!”
Hap, digigit ular, ia tak menyangka bahwa yang selama ini ia sentuh
adalah ular piton yang sama yang digunakan untuk mencoba membunuh
Esteban.
“Tolong!”
“Hah, mencoba membunuhku? Jangan harap kau mampu!”
“Hah, siapa kamu?”
perlahan, nyala api memperlihatkan Wajah sesosok ELF yang runcing,
berhidung kecil, dan berkuping runcing, ia berkata dengan suara
mendesis ular.
“Aku.... tidak ada yang kenal aku. Sekalipun seorang teman yang
kamu bunuhpun tidak mengenalku!” Terkejut, Presiden V membantah....
“Hah, tahu darimana kamu? Dia itu keluarga Druynich! Mereka merusak
wajahku hingga rusak! Keluarga Druynich pantas mati!” ditanggapi
dengan elok dan keji oleh seseorang yang tak bernama.
“Dan Sikap Egoismu tidak seharusnya kamu pakai untuk pembenaran!
Heheheh.... karena akulah yang seharusnya bersikap egois! Aku bisa
melihat seluruh dunia, karena mataku ada dimana-mana!”
tidak ingin bertarung melainkan ingin membentuk aliansi dengan
Sesosok berkuping runcing itu, Presiden V dengan ketus berkata.
“Baiklah, tapi, jangan halangi jalanku! Egoisnya diluar saja,
Druynich telah merusak wajahku! Biarkan mereka saja yang mati, kita
harus bersatu! Kita bisa menyatukan dunia bersama!”
Sementara Keduanya yang sama-sama tak bernama itu bersekongkol.
[Ditempat lain].
Joss, Gamar, dan Lori mendadak kabur dari perselisihan yang tidak ada
gunanya dari Cassny dan Zayat. Mereka semua adalah keluarga Druynich
sama seperti Esteban. Dan perselisihan ini masih belum diketahui.
Cassny yang hanya dibantu Mercen kewalahan melawan Zayat yang dibantu
3 orang dewan miliknya.
Baron Vainamone si Cebol, Caligula 13, dan Mahabhrata Wisnu.
Meski keahlian berpedang Cassny dan Mercen menutupi kekurangan jumlah
mereka. Dilain pihak, Zayat yang licik itupun membunuh dari belakang
dengan panahnya. Mercen, kemudian Cassny.
“Lebih baik begini! Aku membunuh kedua keluargaku sendiri, kamu....
karena telah berupaya menumpas demokrasi ditanah ini! Keluarga
Druynich hanyalah meracau.... dan aku ingin tetap berada disini untuk
selamanya! Karena inilah surgaku”
Zayat tidak ingin pergi, karena inilah surganya, meskipun sudah
hancur. Sementara mereka semua pergi tanpa halangan, meninggalkan
kota terbang ini untuk alasan yang beragam.
[seiring dengan berjalannya waktu].
2 orang tanpa nama ini memiliki rencana jahat untuk mengurangi
pengaruh Druynich terhadap dunia, dengan Meriam Tsardom yang dimiliki
mereka. Mereka yakin dapat meruntuhkan Virmament dengan mudah, kota
itu merupakan kota terbang. Tidak ada yang hebat dikota itu selain
bisa terbang.
“heheheh... sekalipun Napoleon yang hebat mundur! Kitapun dapat
memundurkan semangat keluarga Druynich! Nah, sekarang, dimanakah
Artifak itu?”
“Artifak itu, Presiden V! Berada didekat Oleg Medved! beliau berada
diatas, tidak ada gunanya melawan pak tua Medved dengan tangan
kosong!”
ELF yang terbelenggu itu tidak dapat dipercaya, dengan angkuh
Presiden V berkata.
“Kalau aku punya teh EARL GREY! Diplomasi seburuk apapun dapat
dijalin dengan damai, sekalipun berdiplomasi dengan singa!”
“Aku gak punya teh, tapi kodok aku punya! Sekalipun kodok
dipelihara Presiden, jadi kenapa harus malu? Kodok lebih elit dari
teh yang hanya bisa mengubah warna air! Karena kodok selain bisa
berenang, bisa juga menangkap nyamuk!”
“Menjijikan!”
ketika mereka berargumen apa yang harus dilakukan selanjutnya.
[Sementara itu, ditempat lain].
Esteban Druynich yang nyaris tewas ditelan bulat-bulat oleh ular itu
secara perlahan membuka perut ular tersebut dengan pisau yang ia
dapatkan dari perut ular. Basah oleh darah dari ular, ia keluar dari
sarang ular dan membuka perlahan plafon yang menutupinya. Ia belajar
cara bertahan hidup dari memorinya dilatih oleh pasukan khusus.
“Ini tidak lebih buruk!”
Esteban mengingat pengalaman masa lalunya yang terlupakan beberapa
lama sebelum kejadian ia bangun dari tidur panjang pasca INSIDEN
ZIMMER SIMULATOR.
RETROGRADE amnesia.
Sekalipun ia lupa apakah itu RETROGRADE AMNESIA.
Dari kejauhan, ia mendengar suara PIANO yang dipencet beberapa kali.
Ia mendekat, ingin tahu ada apakah disana.
Dan ditulis Johann Wolfgang von
Goethe.
Wer
reitet so spät durch Nacht und Wind?
Es ist der Vater mit seinem Kind;
Er hat den Knaben wohl in dem Arm,
Er faßt ihn sicher, er hält ihn warm.
"Mein Sohn, was birgst du so bang dein Gesicht?" –
"Siehst, Vater, du den Erlkönig nicht?
Den Erlenkönig mit Kron und Schweif?" –
"Mein Sohn, es ist ein Nebelstreif."
"Du liebes Kind, komm, geh mit mir!
Gar schöne Spiele spiel' ich mit dir;
Manch' bunte Blumen sind an dem Strand,
Meine Mutter hat manch gülden Gewand." –
"Mein Vater, mein Vater, und hörest du nicht,
Was Erlenkönig mir leise verspricht?" –
"Sei ruhig, bleibe ruhig, mein Kind;
In dürren Blättern säuselt der Wind." –
"Willst, feiner Knabe, du mit mir gehn?
Meine Töchter sollen dich warten schön;
Meine Töchter führen den nächtlichen Reihn,
Und wiegen und tanzen und singen dich ein." –
"Mein Vater, mein Vater, und siehst du nicht dort
Erlkönigs Töchter am düstern Ort?" –
"Mein Sohn, mein Sohn, ich seh' es genau:
Es scheinen die alten Weiden so grau. –"
"Ich liebe dich, mich reizt deine schöne Gestalt;
Und bist du nicht willig, so brauch' ich Gewalt." –
"Mein Vater, mein Vater, jetzt faßt er mich an!
Erlkönig hat mir ein Leids getan!" –
Dem Vater grauset's, er reitet geschwind,
Er hält in Armen das ächzende Kind,
Erreicht den Hof mit Müh' und Not;
In seinen Armen das Kind war tot..
Es ist der Vater mit seinem Kind;
Er hat den Knaben wohl in dem Arm,
Er faßt ihn sicher, er hält ihn warm.
"Mein Sohn, was birgst du so bang dein Gesicht?" –
"Siehst, Vater, du den Erlkönig nicht?
Den Erlenkönig mit Kron und Schweif?" –
"Mein Sohn, es ist ein Nebelstreif."
"Du liebes Kind, komm, geh mit mir!
Gar schöne Spiele spiel' ich mit dir;
Manch' bunte Blumen sind an dem Strand,
Meine Mutter hat manch gülden Gewand." –
"Mein Vater, mein Vater, und hörest du nicht,
Was Erlenkönig mir leise verspricht?" –
"Sei ruhig, bleibe ruhig, mein Kind;
In dürren Blättern säuselt der Wind." –
"Willst, feiner Knabe, du mit mir gehn?
Meine Töchter sollen dich warten schön;
Meine Töchter führen den nächtlichen Reihn,
Und wiegen und tanzen und singen dich ein." –
"Mein Vater, mein Vater, und siehst du nicht dort
Erlkönigs Töchter am düstern Ort?" –
"Mein Sohn, mein Sohn, ich seh' es genau:
Es scheinen die alten Weiden so grau. –"
"Ich liebe dich, mich reizt deine schöne Gestalt;
Und bist du nicht willig, so brauch' ich Gewalt." –
"Mein Vater, mein Vater, jetzt faßt er mich an!
Erlkönig hat mir ein Leids getan!" –
Dem Vater grauset's, er reitet geschwind,
Er hält in Armen das ächzende Kind,
Erreicht den Hof mit Müh' und Not;
In seinen Armen das Kind war tot..
KONSISTEN, hingga
detik detik terakhir, Esteban....
melihat dan
mendengarkan seekor ayam menyanyikan lagu dengan merdu.
Dibawah
sini,saudaraku!.
Terdengar
nuansa kecil ditelinganya.
Kaget, Esteban
melihat kebawah, sebuah mahluk kecil menyerupai manusia dengan
telinga panjang, bermata bulat, dan berkulit manusia.
“Siapa kau?”
Teriak Esteban
menginjak tanah. Liliput kecil terguncang.
Dasar manusia
biadap! Pernah mendengar kata liliput? Itulah aku! Kalau kamu gak
suka aku nyanyi, lebih baik mati! Nama saya Vavi Gelandangan “ANTIK”
Botolbocor Jancuk Wan Fulusi lan Ngapusi! Panggil aku Jancuk......
NAMAMU?!!!.
“Buhahahah....
nama apa itu?”
Tawa Esteban
menakutkan liliput yang lain.
Heh, nama ini
jauh lebih terhormat dan paling ningrat didunia liliput! Salah salah
kamu bisa dikutuk jadi batu sama liliput! Lihat Malin Kundang! Ibunya
memintaku untuk mengubah Malin jadi batu! Lihat namamu sini! Kurang
ningrat pasti, lebih ningratan Vavi Gelandangan 'Antik' Botolbocor
Jancuk Wan Fulusi Lan Ngapusi! Sini kamu, paus terdampar! Mana
namanu?.
Liliput bernama
Jancuk .
“Esteban Druynich,
Heh, keluargaku sedang kacau hari ini! Dasar memang....”
Kalau begitu,
ikut aku! Dengan tipu dayaku, mari buat keluargamu semakin kacau
balau!
Esteban menginjak
Jancuk, sebagai bentuk penolakan. Berkat daya tahan tubuh liliput,
Jancuk dapat bertahan hidup.
Hey, di AMERIKA
ini.... orang yang namanya DICK juga banyak, kan?. masa
mempermasalahkan nama Jancuk untuk liliput?!! KAMU TAHUKAN DICK ITU
ARTINYA APA?.
“HALALALALA....
gak mau tahu, gak peduli! Sekalipun nama aslimu PANTAT juga aku gak
mau tahu! Aku lebih suka ayamnya!”
Rasa lapar
mengundang, Esteban lebih suka ayamnya ketimbang liliput bernama aneh
yang ia injak tadi. Ia mencabut Jancuk dari alas kaki, jauh lebih
nyaman ketika bumi dipijak tanpa “kerikil” dibawahnya.
BAB 9: TIDAK ADA
YANG MAU MENAMAI ANAKNYA 'JANCUK'!
Filosofi halaman
ini:
Pepatah
mengatakan bahwa nama adalah doa, namun tak sedikit orang yang
menamai anaknya DICK (BAHASA BELANDA atau JERMAN: GENDUT, ATAU
LEMAK).
Nama Dick, adalah
nama pendek dari Richard...
Sekarang anda tahu.... terima kasih
kenapa bukan RICH?
ITU BUKAN urusanku.
[nah... sekarang,
kembali dalam cerita]
Rasa lapar
mengurangi daya pikir Esteban, dengan memasak ayam yang telah ia
cincang dan bakar. Ia makan dengan lahap sementara Jancuk terus
berusaha mengganggunya karena lapar.
Hey, aku mau
makan! Sudah ratusan tahun aku tidak makan!.
Seru Jancuk
dibawahnya.
“Makan ditempat
lain, sana! Kalau bisa mancing kamu aku bakari ikan lebih enak dari
ayam ini!”
Suruh
Esteban memakan ayam bakar yang ia potong.
Heh, kamu
meremehkan bangsa LILIPUT? Titahku merupakan yang terbaik didunia,
sekalipun ikan mau menuruti perintahku!”
“Buktinya?”
Jancuk pergi ke
bibir pantai, ia ingin membuktikan bahwa omongannya bukanlah omong
kosong belaka. Hingga suatu ketika, ia tak sengaja melihat sebuah
mayat besar terdampar didepan matanya.
Hiiihh.... apa
itu!?
Dengan kepanikan
yang ia bawa kini, ia ingin memberi tahu Esteban tentang mayat itu
Bersama teman-temannya yang ia ajak untuk bernyanyi ERLKONIG, karena
ia adalah ERLKONIG, RAJA ELF.
“Esteban, ada
mayat terdampar disungai...... eh, dilaut!” Teriak mereka, suara
mereka tampak seperti manusia ketika bersamaan bersuara. Jumlah
mereka lumayan banyak hingga sulit untuk dihitung, apalagi mereka
merapatkan barisan dengan baju berwarna sama dengan biru gelapnya
malam.
“Hoy, apa lagi,
sih? Buset!!”
Terusik dan kaget
melihat Teman Jancuk yang lumayan banyak.
“Gila, kalian bisa
membunuhku dengan jumlah sebesar ini.”
Liliput tidak
perlu jumlah banyak, Esteban! Aku saja sudah cukup!
“Mau duel?”
Duel? Jangan hari
ini, tenagaku habis! Ikuti aku, dibibir pantai ada mayat!.
“Mayat?”
dibuat bingung oleh
Esteban, Jancuk dan temannya mendekat dan memperlihatkannya tepat
didepan matanya sendiri.
“HYAAH!!!”
Kaget Esteban, ia
terkejut memandang mulut si mayit yang berbusa mulutnya dengan luka
tikam didada.
“Siapakah ini?”
Aku tidak tahu,
tapi wajahmu serupa dengan mayat itu!
“Hah, itu sungguh
mustahil” kata Esteban dengan congkak. Seingatnya wajah itu terlalu
tua untuk dibilang mirip!
Angin semilir dan
bau pekat asinnya garam lautan menyembunyikan bau pekat si Mayit, dan
tetap tidak ada yang tahu siapa ini.
“Hey, Esteban! Itu
adalah dirimu!” Suara itu mengganggunya. Ia mengeluarkan pisaunya
yang ia sarungkan dengan kulit ular yang sudah mati diikat mati
sehingga mustahil untuk digerakkan.
“Siapa itu?
Perlihatkan!”
Bentak Esteban tanpa
rasa takut, sebab yang ia rasakan barusan jauh lebih menakutkan.
Terlihat seorang bapak tua dengan darah ditangan kanan dan menyeret
seseorang yang mirip dengannya dalam keadaan babak belur.
“Ini Saya, Geoff
Halini, penggemarmu! Saya orang yang membunuh 'kembaran'-mu! Kloning
telah menguasai segala fluiditas kehidupan! Kamu hilang karena tidak
tunduk!”
“Pada siapa aku
harus tunduk! Aku tunduk pada diriku sendiri!”
“Hiah... Hiah....
segalanya ada aturan, tapi kamu tidak membacanya dengan benar dan
langsung mengecap! Sebagian tertulis bahwa jika kamu tak tunduk,
habislah engkau! Digantikan pria ini!”
Esteban tidak
percaya, sehingga ia berkata.
“Kalau begitu, apa
aku harus percaya dengan situ?”
“Percayalah
padaku, Klon tidak berdarah, dan juga tidak bisa gemuk ataupun turun
berat badan, bahkan kebanyakan jauh lebih bodoh dari yang asli! Lain
kali, kalau menanda tangani surat perhatikan dulu isinya! Siapa tahu
engkau digantikan Klon itu.”
Geoff melempar Klon
sebagai contoh, mengejutkan Esteban dengan bau mayat yang lebih
menjijikan dari mayat serupanya.
“Sudah cukup
sampai disini, mari ketempat persembunyianku! Kalau bisa ajak temanmu
itu, siapa namanya?”
“Em... Jancuk.”
Plak, Esteban
ditampar Geoff..
“Kamu tahu saya
lebih tua darimu!”
Seru Geoff pada
Esteban, lalu sekelompok liliput mendorong jatuh Geoff.
“Namanya memang
Jancuk, mbah buyut! Dan ini adalah semua Teman Jancuk”
Si liliput
membuktikan keberadaannya, keberadaan Jancuk sebagai pimpinannya.
Halo pak tua,
perkenalkan namaku Vavi Gelandangan 'Antik' Botolbocor Jancuk Wan
Fulusi Lan Ngapusi, singkatnya adalah Jancuk!
Jancuk
memperkenalkan diri. Ia lebih kecil namun Geoff tidak terima nama
itu.
“Ganti namamu,
Bajingan!”
Gak mau, sampai
aku istirahat lalu ambil tenaga dulu lalu melawan anda setelah
matahari terlihat dibibir pantai, pak tua berisik!
“Baiklah, aku akan
tunjukan rumahku! Ganti namamu setelah aku berhasil mengalahkanmu!”
Sepakat!
Menerima tantangan,
Jancuk dan Geoff sepakat selagi berjalan.
Sesampainya.
Jancuk, Geoff, dan
Esteban menghampiri sebuah gubuk tua yang bersebelahan dengan
peternakan Presiden V dan ELF. Kebetulan sekali, mereka bisa saja
menghentikan niat jahat mereka ketika tahu apa yang mereka lakukan.
[Disamping rumah
mereka].
Berwajah berbulu dan
bulu badan menggumpal, Oleg Medved dengan popor senapan tidur.
Damai bersama
senjata api. Tak dikiranya Presiden V dan ELF mengambil Meriam
Tsardom milik Medved dan kabur kembali ke selokan dengan harmonis.
“Dengan Meriam
ini, Virmament akan hancur bersama mimpi Druynich!”
Bletak! Presiden V
tak sadarkan diri oleh pentungan yang ia pukul kearah kepala.
“Hahahahah.....
Bodoh! Hanya kaum elit yang boleh menyentuhnya! Dengan adanya aku,
berarti kau mencari mati! Sama seperti nasib 4... atau 5 orang
Druynich yang tanpa sengaja mendarat di...”
Jdor! Suara tembakan
itu mengagetkan ELF! Ketika ia membalikkan pandangannya. Terlihat
Oleg Medved dengan bahasanya yang tak mudah diingat itu mengancamnya
lagi selagi ELF Kabur dibalik bayangan malam. Ia nyaris mati.
[paginya].
Esteban, Jancuk, Dan
Geoff melihat keluar angkasa setelah terbangun dengan makanan kering
yang tidak enak.
“Sekitar jam 3
sore yang lalu, 3 hari sebelum kamu nongol! Ada sesuatu diluar
angkasa yang ditembaki si Gundul Oleg Medved, yang ia kira adalah
UFO, lalu aku lihat seperti cipratan darah setelah Oleg Menembaki
benda itu, dan tembakannya tidak ada yang meleset. Tahun baru, dan
masih aku tidak tahu apa itu, Oleg Medved Selalu bungkam didepan
ternaknya.”
Cerita Geoff ketika
dibawah kakinya yang lebih besar dari Jancuk ditantang Jancuk dan
disoraki Teman Jancuk-nya.
Hey, pak tua
bobrok! Ayo lawan aku!.
Jancuk memprovokasi
Geoff dengan suara kecilnya.
“Berisik, tengil!
Saya yang cerita kamu kok yang mengganggu!”
Dengan Sekali
tendangan, Geoff berhasil mengalahkan Jancuk.
“Sekarang Ubah
namamu! Nanti Saya hormati kamu! Esteban, mau melawanku? Atau sudah
ganti kelamin bersama Sekelompok SJW itu? Dasar bencong”
“Hah, tentu
tidak!”
“HAHAHAH....
Political Correctness Itu menjengkelkan, Esteban!! Tidak cocok
untuk kita yang Maskulin! Lawan saya... bencong, dan buktikan siapa
yang terkuat!”
Provokasi Geoff
Adalah Tantangan baru dari Esteban. Geoff Halani berkelahi dengan
baik selayaknya Esteban.
“Woah, lebih kuat
dari dugaan saya, yah Esteban?”
Geoff Menggunakan
tipuan untuk menggeletakkan Esteban, walaupun Esteban Pandai
berkelahi. Tipuan Geoff yang melibatkan seluruh tubuh mampu
menjatuhkan Esteban.
“leluhur kita
tidak hidup dizaman SJW! Sebab, tidak ada waktu untuk menangis,
mengadu ke polisi semudah sekarang waktu itu hanya dongeng. Semuanya
serba susah! Kini, zaman semakin Canggih, kita harus jauh lebih
tangguh lagi dari leluhur!”
Esteban Mengelitiki
Geoff ketika beliau bicara.
“Curang!”
“Tidak ada
peraturan dalam KRAV MAGA, semuanya diperbolehkan. Yang pada intinya
hanya untuk menjegal lawan!”
Tak mau kalah, Geoff
mencekik Esteban.
“Kalau begitu,
Jegalah aku!”
Esteban Memutari
tubuhnya sendiri ketika Geoff mengikat leher Esteban dengan tangan.
Mengunci pergerakan hingga lumpuh selama Geoff mengikat.
Sama seperti jempol
yang cukup lemah pegangannya, Esteban Mengeksploitasi titik lemah
dari sebuah tangan yang ada Pada Geoff dan mengambil kesempatan untuk
memukul dagu hingga Geoff jatuh hingga tak sadarkan diri dan mengulur
ikatan yang diikat Geoff.
Semuanya serba
spontan, tiada perencanaan.
“Siapa yang
bencong?”
Esteban Menang,
berdiri diatas tanah becek selagi Geoff Kalah....
Jduk!
Geoff menendang
Esteban Hingga keseimbangan Esteban menjadi Goyah dan jatuh ketanah.
“Pukulanmu
meleset!”
Geoff dengan
senyumnya melihat Wajah panik Esteban jatuh kebawah didekat lumpur
bersamanya. Disamping lumpur melihat langit dan awan disinari
matahari.
Bermain dilumpur
mengingatkan aku pada kampung halaman! Cassny, Zayatsiva, Gamar,
Lori, dan Joss dan juga Hanz pernah bermain bersamaku.... disini
disebuah kolam lumpur. Dimanakah mereka sekarang?.
Pikir Esteban selagi
terjatuh dalam gerak lambat dan tumpah dalam lumpur bersama Geoff
Halini.
[Sementara itu].
Jancuk DKK pergi
bersama mencari bau aneh yang mereka cium dengan hidung mereka
sendiri. Liliput, tanpa sepengetahuan Esteban, indra penciumannya
jauh lebih tajam ketimbang hidung Esteban atau manusia biasa lainnya.
“WUAH, APA ITU!!”.
Dengan wajah
terbelalak kaget, mereka tanpa sengaja memandang 6 mayat yang dijemur
diterik matahari.
“Hah, apapun itu
tidak ada gunanya mendekat! Bila mendekat saja mengancam nyawa
apalagi dicoba.” Jancuk meminta Kawan-kawan untuk lekas pergi. Ia
agak sedikit takut dan jijik apabila warna darah menyentuh baju
terindahnya. Alangkah lebih indah bila tidak kotor.
Krosak! Tiba-tiba,
Jancuk menginjak kain terlemah dan JATUH, terjebak disebuah lorong
tak berujung. Terbawa oleh gravitasi. Terhapus dari sejarah.
Owh.... Jancuk
terjatuh, sakit akibat mendarat diketinggian yang mematikan, Liliput
tidak dapat mati dalam ketinggian berapapun. Dan, tetap saja itu
merupakan hal yang menyakitkan yang pernah ia rasakan hari ini.
“Hoy, Jancuk!
Masih hidup gak kamu?”
Teman Jancuk
berteriak keras dilorong yang jauh, Jancuk lemas, jancuk tak tahan.
Merintih, Jancuk
merasa pusing.
“Hoy, Lotnok!
Tolong kamu bawakan tali untukku! Aku terjebak!”
Disambut teriakan
Lotnok, Jancuk pun berseru.
“Eh, Jancuk! Tali
yang mana?”
“mana aja...
Lotnok! Buruan, aku kesakitan!”
Lotnok melempar
sebuah tali, sayang tidak sampai.
“Hey.... Jancuk!
Sampai gak?”
“Nggak sampe,
Lotnok! Usaha ini sia-sia!”
Lalu, diantara
Keputusasaan Jancuk, Seorang Liliput menyerupainya dengan porsi yang
lebih besar mendekat disebuah terowongan. Menyanyikan lagu Erlkonig
lagi, Jancuk segera melihat Kurcaci itu dipadang bulan.
“Hey, namaku Paok! Liliput terbaik diruang bawah tanah ini!”
Paok, memakai gaun
sutra berwarna ungu meskipun ia laki-laki, bertubuh gendut dan
tampan.
Bagi manusia, nama
mereka adalah hinaan, bagi Kaum Liliput merupakan keindahan estetik
dan filosofi, sekalipun nama itu diambil dari bulu hidung yang
menyangkut dihidung ataupun dinamai binatang sehina kutu. Merupakan
keindahan Estetik.
“Apa yang kau
inginkan, Liliput inferior? Aku ingin keluar, tempat ini bau sekali!”
“Woy, mau ngajak
ribut kamu, yah?”
Paok menggalang
kekuatan, dibelakangnya ada 6 orang prajurit bersenjata lengkap
mengerubungi Jancuk. Sebelum usaha mereka berhasil membunuh Jancuk,
seekor tikus tanah menohok kesemua prajurit Paok yang maju terlebih
dahulu. Paok dan Jancuk langsung kaget dan menjerit menulikan
telinga.
“AAPA ITUUU!!!”
ketakutan, membeku
dalam ketakutan... menjadi target tikus tanah. Tikus tanah coklat itu
mengamuki Paok dan Jancuk hingga terlempar jauh keluar angkasa.
“Lihat, Geoff!
UFO!”
“UFO? Hah, itu
sudah biasa! Saya sudah pernah lihat ufo berwajah artis korea!”
“Dimana?”
“Disini juga,
malah penampakan ufo jauh lebih sering disini. Tapi kebanyakan
merupakan ufo yang disertai dengan serangan orang yang mirip
denganku.”
Geoff menyalakan api
unggun dari pagar. Berbanding terbalik dengan Esteban yang membuat
pagar.
“Goblok, kenapa
pagarnya dibakar juga?”
“Mulai besok,
musim dingin datang, maka dari itu kita harus siap! Lagipula pemanas
ruangan juga mati!”
diprotes, Geoff
tetap mengambil pagar untuk api unggun.
Sedangkan
Esteban.... entahlah, ia juga tak punya alasan kenapa ia mendirikan
pagar.
Diiringi oleh suara
teriakan Jancuk dan Paok yang dilempari oleh Tikus tanah.
Sekelompok orang
berwajah sama menyerang dengan kendaran berat dan menginvasi rumah
mereka. Bertepatan dengan mendaratnya Paok dan Jancuk ketanah. Oleg
Medved melompat dari sebuah pagar yang baru dibuat Esteban dengan
senjata berat untuk mengusir para Kloningan.
Ketika tanpa diduga
Jancuk dan Paok secara tak terduga mendarat disebuah istana dengan
begitu elegan. COLD, COLDER, COLDEST!!!
mendarat tanpa rasa
sakit merupakan hal yang mustahil bila jatuh dari awan.
Bab 9: Lebih Baik
Begini.
Lebih baik begini,
filosofi terbaik untuk semua liliput kita. Tetapi diluar sana, tidak
selalu semua liliput memakai nama hina untuk diri sendiri.
Paok, merupakan
salah satunya, ia bertubuh tambun dan dipuja. Ia disukai karena
membantu, ia juga disukai karena liliput.... jarang ada.
Secara estetik, Paok
dan Jancuk mulai bertemu disebuah ruangan kosong yang hanya diisi
makanan BERKARBOHIDRAT tinggi.
Paok dan Jancuk,
lama tidak bertemu, Itulah sebabnya demi menghindari kebosanan, Paok
dan teman Paok mendirikan bendera sendiri, dan mendirikan sebuah
kerajaan Monarkis. Memimpin sampai mati!
Lebih jelasnya, Paok
menceritakan pada Jancuk bahwa rahasia merahnya bendera itu ia ambil
dari darah tikus tanah yang buta disertai hidung mereka sebagai
simbol kerajaan Paok. Semakin banyak tikus tanah yang menyerbu,
semakin banyak bendera yang dapat mereka buat sebab mereka tahu
kelemahan tikus tanah yang seumur hidup hanya tinggal didalam tanah!
“Wuah, aku ingin
memiliki pasukan sebanyak itu kalau keluar nanti!”
jujur Jancuk pendek
selagi mengagumi Paok.
“Yah, itu sudah
ada sejak lama, Jancuk! Tapi ini baru sebagian. Bila perlu nanti aku
perlihatkan yang lebih banyak lagi!”
Paok mengajak Jancuk
untuk kesebuah tempat yang tak diduganya.
[Ditempat lain
sementara itu].
Esteban, Oleg, dan
Geoff menaiki mobil box besar Berwarna hitam.
Tempat duduknya
kurang nyaman, maka dari itu Oleg paling sering mengeluh, meskipun ia
sendiri yang dapat mengendarai mobil ini tanpa harus menabrak benda
lain.
“Oleg, kekanan!
Bukan ke kiri!” Teriak Geoff yang bergoyang-goyang selayaknya mesin
cuci. Sementara Oleg dengan bahasa Rusia mengumpat lalu diterjemahkan
oleh Presiden V. Tukang kebun Esteban. Terlihat babak belur akibat
menyusup masuk dan ketahuan oleh Oleg.
“'Hey, aku yang
nyetir, kalian semua diam sajalah! Aku tahu tempat pabrik untuk
kloningan!' Itu yang aku tahu, tolong lepaskan aku...” Presiden V
adalah penerjemah Oleg yang babak belur... ia tahu banyak bahasa,
sedangkan Esteban tidak... sebab ia dijadikan kelinci percobaan.
Esteban, yang kini
memakai baju hitam menyamar sebagai satpam hitam yang dipakai oleh
pasukan Kloning yang datang begitu saja. .
“Hoy, Presiden V,
tolong diomongi Oleg kita nyasar kemana... nanti kalau kita sampai
aku lepasin!”
“Dasar anak
kecil...”
“Aku bukan anak
kecil lagi”
“Terserah,
mentalmu sama saja dengan Donald Trump! Sama-sama anak kecil! Suka
nyuruh-nyuruh orang!”
Presiden V ditodong
pistol oleh Esteban akibat omongannya.
“Jangan bawa-bawa
Donald Trump!”
“Aku tidak mau
menterjemahkan!”
Satu-satunya cara
untuk melerai mereka hanyalah Geoff si penyelia. Ia sudah bertahan
sejak terlalu lama, ia lupa kapan dan tanggal berapa, sejak ia
bertahan pertama kali.
“Hey, kalian
semua, diam! Ada pos penjagaan didepan, terlihat pro!”
didepan mereka,
penjaga berwajah sama, dengan bentuk kumis dan gaya rambut yang sama.
Gaya kumis pak raden, dan rambut mirip Jambul Ayam.
“Halo, semua! Nama
kalian siapa? Boleh lihat kartu nama?”
Tanya penjaga
bernama Berto, terlihat dari kartu nama yang dipasang didada.
“Ummm... Kami
semua bernama Berto! Kartu kami ketinggalan.”
Jawab Geoff yang
sejak awal berada paling depan.
“Kenapa wajah
kalian berbeda?”
mencurigakan, Berto,
4 orang yang berjaga diperbatasan memeriksa Mobil box berwarna hitam
yang penuh peluru.
Oleg, yang merasa
sudah ketahuan, berdiri dan membuka pintu dengan badan sebesar BROCK
LESNAR-nya. Membanting, menggiling, dan sesuatu hal yang sadis
lainnya. Mengamuk, membanting, serasa beruang yang mengamuki massa.
“Hey, Oleg, sudah
berhenti! Sisakan yang masih hidup, tanya mereka dimana Pabrik
Kloningannya!”
Kata Geoff,
diterjemahkan oleh Presiden V. Pos diarea jembatan layang ini
dipenuhi dengan mobil rongsokan, alasan inilah mengapa posnyapun
dibaut dan dibuat dari mobil!
“Yah, kayaknya gak
ada yang selamat!”
Komentar Esteban.
[12 menit
sebelumnya}
Esteban Druynich,
pernah diajari cara membongkar kunci mobil hanya dengan kabel dari
keluarganya, selayaknya pesulap, ia menyalakan mobil semudah
menyalakan kipas angin.
“Darimana kamu
belajar hal itu?”
“Sudah, Geoff!
Yang penting kita dapat menghancurkan sumbernya”
“Sumber apa itu?”
“Kamu tahu
sendiri, kan? Sumber kloningan! Aku nemu petanya!”
Jelas Esteban denga
petanya, peta itu dapat mengirim mereka kesebuah Kloningan terdekat
yang dapat menghancurkan sumber kloningan sebelum semuanya hancur.
Sementara Oleg balik
lagi dengan badannya yang besar menggeret Presiden V yang babak belur
yang sejak awal ketakutan dan meraung-raung dalam Bahasa Rusia,
Esteban baru pertama kali tahu kalau Presiden V yang dianggapnya
remeh itu bisa berbahasa Rusia, yang bahkan sama sekali ia tak tahu
akan hal itu.
“Ya.. yah.. aku
akan terjemahkan..”
Tutur Presiden V
lalu mengatakan sesuatu dalam Bahasa Rusia.
Tidak tahu apa itu
isinya, rasanya tidak terlalu penting.
“Presiden V,
darimana anda tahu bahasa itu?”
“Itu sudah lama...
ANAK KECIL!!”
Serasa dihantam batu
dari atas langit, Esteban resah dipanggil anak kecil. Keluarga
Druynich lainnya pun sama, menganggapnya anak kecil.
“Hey!”
“Kalau kamu sudah
dewasa, sudah seharusnya bisa Dwi Bahasa! Buktikan! Hampir semua
Keluarga Druynich bisa 2 bahasa! Bahkan lebih! Bisa mengotak-atik
mobil sampai jalan bukan berarti tanda orang dewasa!”
Mendengar adanya
konflik verbal dalam keluarga, Geoff ingin melerai mereka.
Membuktikan bahwa ia ingin...
MENGHANCURKAN PABRIK
KLONING!
[DENGAN CARA
MEMAKSA].
Menyemprot cairan
cabe yang disimpan semirip parfum, yang ia sembunyikan didalam
bajunya.
Memisahkan dengan
pedas, Geoff ingin tujuannya tercapai.
[Sayangnya].
Disupiri oleh Oleg,
Geoff merasa kecewa. Peta AMERIKA SERIKAT yang ia bawa malah
mengirimnya ke PURBALINGGA karena Oleg yang menyupiri. Oleg bukanlah
pendengar yang baik, ia suka menyasar. Tapi menyasar ditempat yang
tak terduga.
Terkadang,
ketertinggal itu indah, bisa menyatu dalam alam dengan lebih baik.
Disinilah tempat penghasil stroberi terbesar di JAWA TENGAH.
“Kenapa kita ada
dikebun Stroberi?”
Tanya Esteban yang
selama perjalanan tidur, tak disangkanya perjalanan ini memangkas
waktu yang terlalu lama.
“Aku belum tahu,
tapi... siapa itu yang marah-marah didepan kita?”
Geoff menunjuk
keseseorang yang sedang marah-marah akibat kebun stroberinya tanpa
sengaja diacak-acak Oleg.
“Biar aku turun
sebentar!”
berani menerima
kesalahan, berarti sudah siap membayar kerugiannya, Geoff keluar
untuk menemui orang itu.
[Kemudian].
Lari secepatnya dan
masuk kedalam, Geoff berteriak dan meminta Oleg mundur!
“Ayo, cepat, Oleg!
Mundurkan mobilmu, aku tidak dapat menanggung kerugian mereka!”
Kata Geoff, namun
ucapannya tak dimengerti Oleg, Presiden V ditengah kekhawatiran
melihat sekumpulan petani yang seramah-ramah apapun pasti mengamuk
bila hasil panennya dihancurkan.
Oleg dibuat bungkam
oleh Geoff... tapi badan Brock Lesnar-nya cukup untuk menjadikan
Geoff sebagai manusia kertas setelah terperosok ke got yang tak
terlihat di belakang.
"Waduh, mati
kita!"
"Gimana sih?
Katanya mau kabur! Kenapa kita yang terperosok!”
Esteban, yang tak
berguna hanya bisa mengomel, sementara Geoff tak berdaya melawan
mereka. Petani dengan seluruhnya berwajah sama, berbaju sama, dan
bercelana sama, dan juga caping yang sama
“pudar, terpaksa
kita menyerah!”
“Nah, aku tahu
cara berdiplomasi!”
Esteban turun dan
mulai berdialog hingga mereka mencair
[kemudian].
Pada komunikasi yang
menyebalkan ini dipegunungan sejuk, Esteban merasakan kesegaran dan
kebaikan alam. Meskipun tetap saja, mereka harus membayar akibatnya.
Esteban dijadikan manusia sawah untuk menakuti burung, sedangkan yang
lainnya takkan pernah akur, akurnya hanya pada awal-awal saja, sama
saja dengan wanita yang rebutan diskon dihari terbatas, mereka tidak
pernah bisa akur.
“Dasar bodoh kau,
Esteban! Ketimbang mencari cara lain dengan kebebasan kamu malah
menjadikan kita Jongos Kloning!”
“Hey, kamu! Diam
napa! Itu Oleg menyetiri mobil ini hampir sepenuh hari, dan kalian
masih tetap komplain?”
“Heh, aku yang
mengarahkan, goblok! Oleg adalah satu-satunya sopir kita disini!”
“Presiden V, mau
ngajak berantem?”
“Oleg!”
Sementara mereka
semua berisik, Esteban melihat wajah yang lebih tampan, jauh lebih
berbeda, setiap gerakannya lebih eksotis, lebih menawan. Napasnya
lebih berharga dari emas, para wanita dibelakangnya berusaha
merubunginya. Pengawalnya mirip wajahnya, dengan sebuah kuda dari
rubi.
Ia adalah Si Tampan
Tejo.
Ia tampak lebih baik
lagi bila dilihat dari jauh, namanya mudah diketahui meski dari jauh.
Esteban, meskipun
tokoh utama, jauh lebih jelek dari Si Tampan Tejo. Ia bahkan tidak
dapat melompat kebelakang tanpa harus merasakan rasa sakit disekujur
tubuh.
Beda halnya dengan
Tejo.
“Esteban, ini aku
Tejo! Aku penggemarmu!”
Suaranya terdengar
indah, meski dari kejauhan.
Tejo, seingat Esteban, Si Tampan Tejo merupakan seorang pria yang dapat mengirikan hatinya.
Tejo, seingat Esteban, Si Tampan Tejo merupakan seorang pria yang dapat mengirikan hatinya.
Jauh sebelum ia
terjebak didalam sebuah game dan menjadi tenar karena menjadi
satu-satunya hidup. Tapi itu bukanlah hal yang ia lakukan pertama
kali, ZIMMER SIMULATOR bukanlah permainan pertama yang ia mainkan,
melainkan yang terakhir dalam bentuk elektronik.
Setiap gerakan Si
Tampan Tejo pernah beberapa kali mencuri penontonnya, ia takkan
pernah melupakan wajah tampan itu kalau saja bukan karena ZIMMER
SIMULATOR.
“Apa maumu?
Pergi....”
Mulut bau Esteban
dibungkam oleh napas emas Si Tampan Tejo, kloning petani itu adalah
rupa yang diambil dari wajahnya, melihat dengan sangar kearah
Esteban.
“Lupakah engkau,
bahwa aku lebih kuat darimu hari ini? Sepeninggalanmu di Singapura,
aku lebih populer, mengubur keberadaanmu.... itu saja yang aku tahu,
maafkan aku. Setidaknya aku jauh lebih populer darimu. Sekarang,
karena ini kebunku yang kamu hancurin, dimana keranjangmu?”
Esteban menunjukkan
sebuah keranjang penuh stroberi.
“Ya, inilah
keranjangku, penuh dengan stroberi! Aku petik sendiri”
“Kenapa bisa
secepat itu? kawanmu saja lama!”
“yah, itu.... yang
penting kerangjangku penuh stroberi! Sudah terbayarkan?”
Esteban menunjuk
kearah temannya
yang sedang berisik
dan penuh bau mulut yang tidak sedap meributkan mobil yang terprosok
kedalam got.
“Iya, tapi apa
tujuanmu kesini?”
“Tanyakan pada
kawanku! Aku hanya mengikuti, hidupku jauh lebih mengerikan dari ini!
Bolehkah aku tinggal disini?”
“tidak, ada lebih
banyak stroberi yang siap panen! Ambil itu, sekarang!”
Si Tampan Tejo
menyuruhnya dengan cara yang tampan. Namun Esteban si tokoh utama
kita tak mau menerimanya.
dengan amarah yang
luar biasa, Esteban memukul Si Tampan Tejo yang dapat menghindar
dengan begitu mudah, lalu tanpa sepengetahuanya, salah satu temannya
tergeletak dalam gelimang darah.
“Maafkan soal
temanmu itu, tapi ini bukan budayaku membunuh orang, makanya mereka
ditanam sebuah bom dikepala”
Dalam pelatihannya,
Esteban belum pernah melihat darah berceceran didepan wajahnya.
Sontak, ia menjerit.
“Hoy, temanmu itu
kan bisa di kloning, kenapa tidak kau gunakan saja, bodoh!”
Si Tampan Tejo
menyibaknya, merasa lebih baik.
“untuk apa? Apa
gunanya sebuah kloning?”
Tanya Esteban, masih
dalam keadaan marah.
Mengambil sampel
darah, hingga kemudian ia kembali dengan teman Esteban yang utuh.
Bab 10: Kloning
sebagai Alternatif.
Kloning, kloning
sangatlah menjanjikan.
Semua PEKERJAAN
akan semakin mudah!
Tinggal tunggu
ada yang mau atau tidak.
-Bukan
siapa-siapa, tahun yang tidak diketahui-.
Si Tampan Tejo
memperlihatkan kloning temannya sendiri, selain Jancuk kecil yang
hilang entah kemana. Mereka semua tampan, lebih tampan ketimbang
Esteban. Yang menjadi pertanyaannya.... dimanakah Jancuk sekarang?
[Didaerah lain].
Paok memperlihatkan
Jancuk sebuah pasukan mereka yang sangat besar. Jancuk mengira bahwa
itu bukanlah hal terbaik yang dapat ia kira. Mereka semua jelek,
sekalipun primata lebih tampan.
“Terima kasih
sudah membantuku, Jancuk! Lihatlah! Koleksi tentaraku!”
Paok memperlihatkan
seluruh tentara buruk rupanya, tidak ada yang berwajah tampan maupun
cantik, semuanya jelek, buruk rupa! .
“Siapa ini? Kenapa
gaya rambut mereka mirip jambul ayam?”
“Hey, Jancuk!
Kalau kamu menghina mereka lagi, wajahmu akan serupa mereka seumur
hidup!”
“Mereka? Bibir
mereka terlihat besar dibandingkan sebuah buku yang ditulis orang
sebelah! Gaya rambut mereka mirip jambul ayam! Kalau berperang, kita
akan terlihat selayaknya pengecut!”
“Heh, mencoba
melawanku, Jancuk?”
Paok mengeluarkan
pedang yang disarungkannya, pedang sebesar lidi, namun besar ditangan
liliput menyinari disebuah gelapnya GOA raksasa bangsa liliput.
Sementara Jancuk tidak memakai apa-apa.
“Meskipun kamu
melawan kalajengking sebesar keledai! Bukan berarti kamu bisa
merampas pasukanku yang lebih banyak dan buruk rupa semudah itu!”
Paok menyerang
duluan dengan pedang, sedangkan Jancuk hanya dapat menghindari
serangannya sambil berkata.
“Hey, saya hampir
mati sama kala jengkang!! dan kau, Paok hanya duduk manis disini!”
Jancuk berteriak
dengan lantang, melancarkan pukulan yang tidak kena kearah Paok.
“Duduk manis? Aku
membaca buku biografi orang berkacamata hitam yang gundul yang bikin
film dengan judul binatang! Lebih bagus ketimbang menunggumu dengan
wajah jelekmu!”
Suara dari Paok
selalu menjengkelkan, bersuara selayaknya orang bodoh dengan nada
bulat.
Tidak disangkanya,
pedang yang ia pakai diambil oleh Jancuk.
“hoy, Paok!
Pedangmu aku ambil! Suaramu yang bodoh tidak menurunkan niatku juga!”
“Niat apa?
Mengambil pasukanku? Jangan harap!”
Paok, kemudian
mengeluarkan pedang cadangan lagi untuk menaruh harapan dan mulai
bertarung lagi melawan Jancuk! Entah sampai kapan.
[Kemudian].
Esteban, didepan
wajah kawannya sendiri, dalam misi besar menghancurkan pabrik kloning
demi keselamatan manusia, terheran dengan pabrik kloning yang dibawa
temannya.
“memori tidak
selalu disimpan diotak, Esteban! Melainkan juga disimpan diseluruh
tubuh! Tidak mengherankan kura-kura yang baru keluar dari cangkangnya
terkadang masih ingat kearah manakah ia harus berjalan, mengikuti
matahari! Jadi tidak perlu takut temanmu yang bodoh, menjadi tambah
bodoh sehabis dikloning!”
“Lalu, siapa yang
mendanai proyek kloningmu?”
“Tak lain dan
bukan adalah keluargamu sendiri, Druynich! Jadi, kenapa kamu ingin
melawan keluargamu sendiri?”
Tejo, memperlihatkan gambar seluruh anggota keluarganya yang ia kenal.
Cassny, Zayatsiva,
Joss, dan lain sebagainya.
Mendesah, Esteban
pun dengan bingung bekata.
“Itupun justru aku
yang tanya, akupun tidak ingat pertama kali melawan mereka!”
Mendekat, SI Tampan
Tejo mendekat, merundukkan badan kedepan Esteban yang 20 CM lebih
pendek dari Tejo sang Tampan kemudian berkata.
“Karena kamu
melawan lawan yang salah! Bukan keluargamu yang menjadi masalah,
melainkan mereka yang membuat masalah sendiri! Sudah terlalu banyak
kenangan indah bersama keluargamu, mereka, meskipun dari keluarga
Elit sebesar Rockefeller. Mereka masih mau membagiku makanan sewaktu
kecil! Jarang ada orang kaya seperti itu!”
Kisah Tejo si Tampan
tidak memberikan ingatan sejelasnya pada Esteban.
“Lalu? Apa harus
aku mempercayaimu?”
“Iya, karena
keluargamu terpisah terlalu lama oleh beragam konflik. Kita harus
akhiri ini!”
Dan tanpa disengaja,
Geoff yang baru dikloning ikut campur. Ia adalah pembenci klon ulung.
“Esteban, jangan!
Kita harus melanjutkan cara untuk menghancurkan pabrik kloning untuk
menyelamatkan dunia!!... Jangan sampai orang itu memusnahkan seluruh
manusia asli!”
“Jangan percaya
semudah itu! Temanmu atau bukan, kloning merupakan cara terbaik untuk
merestorasi jumlah manusia! Druynich merupakan keluarga yang dapat
meneruskan keberlangsungan manusia!”
Sengit, Druynich dan
Geoff membingungkan Esteban yang harus memilih siapa. Geoff yang
sedikit lebih kuat darinya, ataukah Tejo yang lebih tampan darinya?
Lalu tanpa pikir panjang, ia mengambil 2 bilah kayu, satu untuk Tejo
satu untuk Geoff.
“Ok, yang bertahan
lebih lama aku pilih! Ayo pedang-pedangan!”
Esteban, tinggal
duduk menyaksikan perkelahian pedang primitif selagi menunggu siapa
yang terakhir bertahan, karena ia tidak bisa memilih. Pertarungan
pedang itu sesengit pertarungan pedangnya sebuah liliput bernama
Jancuk dan Paok.
[Ditempat lainpun].
Jancuk dan Paok
sengit bertarung, sengitnya pertarungan mereka tidak sesengit
pertarungan antar suporter sepak bola. Meskipun begitu, pertarungan
mereka berakhir seri.
Pertarungan yang
keduanya berdarah disekujur tubuh, dan bermandi keringat berlangsung
sepanjang hari. Mengakhiri sengitnya pertarungan dengan napas
tersengal-sengal dan sama-sama tergeletak lemah.
“Raja,
se-sebaiknya anda menyerah saja!”
“Goblok, kalian
semua! Ini pertarungan sengit sampai mati! Bila aku menyerah sekarang
habislah aku! Tahtaku digantikan oleh bocah kemarin sore!”
Jancuk berdiri lebih
awal, memanfaatkan angkara tinggi seorang raja! Krosak! Sayangnya,
tanpa disengaja Jancuk menginjak tanah rapuh. Masuk kedalam penjara
bawah tanah Kerajaan Paok.
Bab 10 1/10:
harga diri seorang raja!
Gambarkan simbol
kerajaan apa saja untuk melanjutkan.
Harga diri seorang
raja itu tidak sebatas hanya mahkota. Jancuk, dilain sudah lumpuh
setelah mendarat dengan kedua kakinya, masih dapat mencoba berdiri
dengan gagah perkasa. Sementara Paok, dilain pihak yang lebih
berdarah dengan siletan tubuh yang menyebar keseluruh tubuh oleh
pedang miliknya yang diambil Jancuk, masih pula berdiri. Sekalipun
Jancuk dapat mengalahkan Paok dengan mudah, tetap ia harus melawan
pelanjut Kerajaan Paok yang lain. Karena Paok, selalu punya rencana.
“Umurku, umurmu,
umur kita jauh lebih singkat dari raksasa itu! Maka dari itulah, aku
akan terus melawanmu sampai titik darah penghabisan! Goyo, aku
berikan tahta ini untukmu! Buat kerajaan Paok lebih baik sehabis
peninggalanku! Jangan kecewakan, teruskan hingga akhir hayatmu,
carikan pengganti yang lebih baik darimu bila kamu tidak dapat
memimpin!”
-Paok, berkata
kepada Goyo, emtah siapanya untuk melanjutkan tahta Kerajaan Paok-
Goyo, wajahnya
selalu ditutupi, wajahnya takkan pernah terlihat oleh mata yang
penasaran selayaknya anak kucing.
“Hey, Paok! Kita
akhiri pertarungan ini sampai kapanpun, selamanya dan akhir jamanpun
aku takkan memaafkanmu atas semua perjuanganku ini! Mari, kita
lanjutkan!”
Jancuk, dilain pihak
berada dalam tarian debu yang menyesakkan napas, sehabis jatuh, ia
masih terus berusaha berdiri, pertarungan yang sia-sia inipun masih
tetap berlangsung. Jancuk, ingin memperjuangkan haknya.
Dengan darah dan
tangisan yang mencucur selayaknya air terjun, siapapun yang
menyaksikan bingung harus memihak yang mana.
“Heh, masih ingin
bertarung?”
“Diam, dan lawan
aku lagi!”
keduanya konsisten,
masih ingin berdiri hingga ada yang mati ditangan.
Keduanya konsisten,
masih ingin melanjutkan pertempuran meskipun hanya sedetik saja. .
“Mari kita akhiri
penderitaanmu!”
Paok, berdiri diatas
reruntuhan Langit-langit penjara bawah tanah, sementara Jancuk, hanya
dapat berdiri sebentar saja lalu jatuh dengan batu ditangan.
Ia melompat dan
mengusung pedang cadangan miliknya sendiri kearah dada Jancuk. Pedang
yang dimiliki Jancuk.
PRAAAK!!! Kaca,
material untuk pedang Paok itu terpecah belah oleh sebuah batu yang
dilemparkan Jancuk.
Tangan kanan Paok,
langsung putus hanya karena sebuah batu yang dilempar Jancuk.
“menyesalkan,
PERTARUNGAN INI tidak membunuhku!”
Jancuk, diantara
kesakitannya, masih dapat dingin kepala menghadapinya.
Sementara Paok
meronta-ronta meminta pertolongan tentara Paoknya.
Bersenjatakan batu,
Jancuk melawannya hingga titik darah penghabisan... dengan penuh
perjuangan.
“Pasukan! Bunuh
orang gila itu!”
Paok meronta-ronta
sementara suaranya mengecil. Napasnya yang naas, tidak terdengar
akibat partikel debu yang dihirupnya.
Sebelum ia
menghilang dari wajah jelek Paok dan pasukannya, Jancuk masuk kedalam
lubang besar... setidaknya untuk para liliput.
Sementara ia
menyeret tubuhnya dengan kaki yang lumpuh. Meninggalkan jejak kaki
yang diseret ia tinggalkan hingga ia terseret kedalam arus air.
Sementara didalam
arus, ia memimpikan seorang gadis dan keluarga yang ia temui, lengkap
dengan kawan seperjuangannya sewaktu kecil dulu, mereka hidup dalam
desa tenda bernama Bardeymore. Sebelum pada akhirnya dibakar pula
oleh Paok.
sementara prajurit
Paok dikomandoi Goyo terus mencari keberadaannya.
Ia masih digiring
oleh arus air yang tak ada hentinya.
Hutan rumput yang
menyelingi matahari terlihat indah dimatanya yang kecil, pada waktu
yang tidak diketahui, nuansanya yang dingin ia rasakan seperti
kenyataan.
Matanya masih
mengerleyap, terendam oleh air. Hingga ia merasakan panasnya
menyengati tubuh kecilnya yang hanya seukuran daun dari pohon yang
baru tumbuh. Yang hanya datang sementara. Ia terbenam, dengan waktu
yang terlalu lama, surut.
terbangun, ia
terbangun, disebuah tempat sunyi nan rindang dibawah senandung bulan.
rendah dan dingin sebuah tubuh yang kehilangan panasnya....
BWAH!! tersedak air
yang tak sengaja masuk kedalam paru-parunya yang kecil, dibawah sinar
matahari yang menggantikan bulan terlalu cepat. Keluar air dari
mulut, dikala ia mulai menyangkal bahwa ia masih hidup.
“Hm.. hm.....
akhirnya kau hidup juga.... JANCUK!”
Kata seseorang
dibawah teriknya matahari.
“Hah, siapa itu!”
“Namaku Kunyuk,
kita adalah teman baik! Karena teman baik saling membantu, tolongi
aku beli cilok!”
“Sebentar, aku
belum pernah mengenal orang yang bernama Kunyuk! Yang namanya Ketek,
Bangsat, dan Bajingan aku kenal, semuanya lebih tampan darimu.”
“Baiklah, aku akan
perlihatkan wajahku yang menawan ini! Semoga kau mengenalku”
Kunyuk segera
memperlihatkan diri, selepas ketidak pengetahuan Jancuk.
Bab 10 2/10:
Tidak ada yang mau menamai anaknya 'Kunyuk'! ...Dan komunitas anti
cilok isi babi bersatu bersama Babi!
Kunyuk
memperlihatkan wajah dan tubuhnya, tubuh gendut dan pink serta hidung
bulat menjelaskan mengapa namanya demikian, babi.
“Buhahaha!! mukamu
kayak babi!!”
“Dasar! Ayo kita
duel!”
Kunyuk marah, namun
amarah Kunyuk.... hanyalah sebentar, setelah itu ia berguling dibalik
lumpur. Hutan basah inilah yang diidamkannya sejak lama, .
Sementara Kunyuk
lebih banyak omong sedangkan Jancuk hanya mengeluarkan kata yang
lebih sedikit, Kunyuk meminta Cilok.
“Panas, lebih enak
kalau berguling saja!”
“Hoy, mau tarung
apa gak?”
“Berisik,
Cungkring! Kamu tahu disini panasnya minta ampun!”
“Terus?”
“Kalau gak mau
tarung, beliin aku cilok! Baru aku minta maaf!”
“Cilok?”
“Disini memang ada
cilok, tapi isi Kunyuk! Kamu tahu kenapa aku gak mau makan cilok
disni? Selain karena haram, mukaku dan tubuhku juga mirip babi! Aku
gak makan temanku sendiri”
“Lalu?”
“Kamu kan suka
disuruh orang? Nah, aku mau kamu cari cilok terenak itu cilok di
Benhil, tapi berhubungan Jakarta itu terlalu jauh dari Brazil. Kamu
culik aja orang sipit berkulit kuning yang selalu pakai baju merah
untuk dijadikan cilok!”
“apa itu gak
rasis?”
“Culik juga orang
kulit hitam!”
“Apa itu juga gak rasis?”
“Apa itu juga gak rasis?”
“Karena 'keadilan
sosial bagi seluruh rakyat'! Culik... culik semuanya sekalian!
Jadikan mereka cilok.... atau aku kamu jadikan cilok?”
“Hah?”
“Aku punya banyak
pasukan, lebih banyak dan kuat dari Paok! Kalau kamu mau menolongku,
tentaraku boleh buat kamu.... semuanya! Karena aku raja yang tidak
punya keturunan!”
kata kunyuk, sembari
berguling dilumpur melihat Jancuk yang lemah setelah kakinya lumpuh.
“pasukan
banyak-banyak buat apa? Apa harus aku melawanmu yang hanya
segerombolan pemalas yang harus aku percayai?”
“oh, mau
melawanku?”
Jancuk dan Pasukan
Kunyuk saling berkonflik, masih buram siapa yang menang siapa yang
akan kalah. Bila kunyuk suka mandi dilumpur, akan sangat mudah
mencari jawabannya.
Pertarungan itu
tidak pernah berhasil dimulai, dan bahkan dijalankan, sehingga Jancuk
yang lumpuh melawan serombongan Pasukan kunyuk yang berjumlah puluhan
itupun semakin malas untuk bertarung.
“Hey, jadi
bertarung gak?”
“Berisik, kau!
Pendatang gelap lebih baik diam! Gelut atau gak suka-suka yang punya
tanah!” wajah fasis malas terlihat didepan wajah Jancuk yang
mengesot kedepan untuk mencari tali.
“Baiklah, kalau
itu mau kalian! Aku ikat kalian semua!”
Sijancuk
meningggalkan jejak kakinya yang diseret tanpa sepengetahuan Kunyuk
dan tentaranya yang malas.
Mengikat babi yang
malas jauh lebih mudah ketimbang mengikat binatang lain, karena
binatang lain bisa melawan.
“Hey, Kunyuk! Aku
berhasil mengalahkan Pasukanmu, sekarang jadilah kakiku atau anak
buahmu yang mati!”
“He, aku tidak
menjanjikan apa-apa!”
“Akan kujadikan
Cilok, kalau kamu melawan tentaramu akan aku jadikan cilok!:
“Cilok? Woy,
jangan dong! Kamukan janjinya mencarikan Cilok yang bukan dari Babi
yang mirip aku!”
“Maka jadilah
kakiku!”
Jancuk pandai sekali
memanfaatkan kesempatan, kakinya yang patah dapat ia gunakan untuk
mengendarai orang lain.
“Ayo perjuangkan
hak asasi Babi, jangan sampai dimakan Manusia! Ayo ke Benhil!”
[69 hari kemudian].
[Benhil, Jakarta.]
Tidak ada kata
berubah dalam kalimat Benhil, disinilah tepatnya cilok terenak
didunia. Cilok yang bukan isi kunyuk yang tiap hari rakyat kerajaan
Kunyuk makan, Kunyuk yang gendut tak imbang dengan kakinya yang
pendek, sesekali menjatuhkan jancuk kedalam tempat yang tidak
diinginkan karena lelah, tapi untunglah mereka sampai meskipun Jancuk
mengomel!
“Woy! Kenapa aku
yang dibanting?”
“Kita..... sudah
sampai!”
Jancuk, andaikata
bisa berjalan, pasti tinggal jalan, perjalanan tanpa henti hanya
sebuah cilok tanpa babi merupakan pantangan yang terberat seumur
hidupnya.
Jebrot! Tiba-tiba,
ada sebuah mayat jatuh dari ketinggian!
“Hyah! Apa ini?!”
Teriakan yang keras
dalam kesunyian sebuah ibukota yang kelam menuju ORWELLIAN DYSTOPIA.
“Hey, ada yang
bunuh diri disekitar warga dan mengotori jalan! Ayo kita gantungkan
kedalam plang 'KOREKSI POLITIK' kita!”
sekelompok kesatuan
tentara yang memakai busana serba hitam kelam menyapu bersih seorang
yang tak berbentuk hingga tanpa sisa, untuk digantungkan kedalam
plang KOREKSI POLITIK mereka, rezim baru ketika sedikit saja
menyinggung orang dapat membunuhmu dan dipasangkan papan nama.
Termasuk yang
terbaru yang dipasang warga, 'Saya membunuh diri saya untuk mengotori
jalan'.
Bertuliskan:
'Saya suka menghina
orang atau SARA tertentu!'
'Saya suka makan
daging hewan mati”
'Saya benci orang
homo'
'Saya suka
berpolitik'
'Saya pembenci
wanita'
'Saya pernah berkata
“SJW berlebihan”'
'Saya beragama dan
menghina orang yang tidak suka agama saya'
dan lain sebagainya
disampingnya adalah
poster bertuliskan Geoff Halini sebagai pria paling dicari didunia
dengan harga diatas kepala yang cukup tinggi untuk memikat semua
kalangan memburunya.
Hidup atau mati.
Tidak ada yang tahu
apakah kurcaci memiliki jarak pandang yang lebih jauh dari manusia
dikarenakan tidak ada bukti percakapan antara kurcaci dengan manusia.
“Ada apa ini?
Kenapa semua berubah? Beberapa tahun lalu Benhil jauh lebih bagus
dari ini?”
“Aku juga mau
tahu, Kunyuk! Lari dari kerajaan Paok saja melelahkan, apalagi
menghadapi masalah baru lagi. Tapi jauh lebih baik kita tinggal
diselokan ketimbang...”
Lalu, ketika mereka
lengah, suara anak kecil diikuti gempa yang besar menggoyahkan kaki
mereka.
“Liat! Aku dapat
Liliput, nanti di HP ini dapat apa lagi, yah?”
“Hiiih..... apa
itu?!”
Kunyuk, ketika
digendongi Jancuk sampai kurus lari secepatnya, hingga anak itu
menabrak tiang yang didepan, memecahkan HP murahan yang dibelikan
ayahnya.
Tangisan si anak
menarik perhatian anak, karena semua orang tahu, siapapun yang salah
sedikit saja digantung kesebuah tiang gantungan Koreksi Politik.
“Hey, ada anak
kecil yang mengotori jalan!”
“Woy, itu anak
saya! Berani sekali kamu menggantung anak orang!”
Sebuah penderitaan
orang lain, adalah kesenangan sebagian orang picik, sekelompok
kesatuan keamanan (katanya) memulai memicu keributan terbesar
sepanjang abad.
“Kenapa kita yang
harus melihat ini?”
“Aku juga belum
tahu! Yang penting kita lari!”
Kunyuk menjadi kuda,
Jancuk yang jadi pawangnya.
Sementara dibelakang
mereka sedang rusuh, serusuh-rusuhnya.
.